MENARAnews, Palangka Raya (Kalteng) – Meskipun sudah dilakukan pengecekan berulangkali oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) terkait data pemilih tetap (DPT), namun pada pemilihan kali ini masih banyak ditemukan daftar pemilih ganda.
Seperti yang ditemukan oleh MENARAnews di salah satu Tempat Pemungutan Suara (TPS), bahwa daftar pemilih yang seharusnya hanya 382 pemilih namun karena banyaknya nama ganda sehingga DPT yang terdaftar hingga dua kali lipatnya.
Ketua TPS 63 Jl Hendrik Timang Kelurahan Palangka Kecamatan Jekan Raya Ibrahim, dalam formulir DPT yang menjadi tanggung jawabnya tercatat sebanyak 627, rupanya ada nama pemilih yang ganda bahkan sampai tiga nama sama yang tercantum dalam DPT. Data pemilih yang seharusnya hanya 382 menjadi bertambah dua kali lipat.
“Dalam satu rumah itu ada yang tercantum tiga kali namanya dalam DPT, kita mengetahuinya setelah meneliti dengan seksama nama-nama yang ada di dalam daftar,” ungkap Ibrahim, Rabu (27/1/2016).
Lanjutnya, Kesalahan tidak hanya terjadi pada pencetakkan nama DPT saja, lampiran formulir C1 yang digunakan untuk penghitungan suara pun terdapat kesalahan yakni pada kolom berbeda tetapi angka yang tertera double. Sehingga sempat terjadi kekeliruan dalam proses penghitungan suara.
“Terpaksa kami lakukan penghitungan ulang agar tidak terjadi kesalahan. Perlu ekstra hati-hati, tidak hanya teliti dalam pengecekkan nama ganda namun juga dalam penghitungan karena ini menentukan nasib Kalteng 5 tahun ke depan,” tandasnya.
Sementara itu, Wakilwali Kota Palangka Raya Mofit Saptono Subagio juga cukup terkejut dengan adanya pemilih ganda di beberapa TPS salah satunya TPS 63 tempat ia mencoblos. Meski demikian, Mofit yakin jika petugas TPS bisa teliti dengan memastikan keberadaan pemilih tersebut benar-benar di daerah TPS itu.
“Semua sudah diidentifikasi oleh petugas KPPS, kalau yang tidak ada dicoret apalagi di TPS masing-masing saling kenal warganya,” pungkas Mofit.
Imbuhnya, untuk mengatasi permasalah tersehut dirinya berharap kepada KPPS untuk terus mengawasi hal tersebut, karena kita percaya semua panitia yang ada memiliki itelek yang tinggi.
“Kita percaya saja dengan KPPS, lagian kita juga kenal dengan masing-masing warganya jadi bisa meminimalisir hal yang tidak kita inginkan,” cetusnya. (Agus Fataroni)
Editor : Raudhatul N.