MENARAnews, Jakarta – Kembalinya Iran dalam kancah perekonomian global, khususnya dalam pasar minyak dunia membuat investor mengambil langkah antisipasi yang menyebabkan harga minyak dunia semakin terpuruk hingga berada di bawah 29 dollar AS per barel pada Minggu (17/01/2016) waktu setempat.
Pencabutan sanksi ekonomi Iran yang resmi dikeluarkan pada Sabtu (16/01/2016) ini menyebabkan Iran kembali dapat mengekspor minyak dan ini berarti produksi minyak mentah akan semakin melimpah.
Namun demikian kondisi ini dinilai akan membuat harga minyak semakin jeblok. Sebelumnya harga minyak sudah mengalami penurunan yang sangat signifikan pada pertengahan 2014, yaitu dari 100 dolar AS per barel menjadi kurang dari 30 dolar AS per barel.
“Kembalinya Iran dalam pasar minyak dunia hanya akan memberikan penambahan pengaruh bearish pada pasar yang sebelumnya sudah dalam keadaan bearish. Kondisi ini seharusnya tidak terjadi pada saat-saat yang buruk,” kata Matthew Smith, Direktur riset komoditas di ClipperData.
Pencabutan sanksi ekonomi ini disambut baik oleh pemerintah Iran. Mereka menyatakan telah siap melakukan ekspor minyak mentah sebanyak 500.000, sehingga diprediksi ekspor minyak Iran bisa mencapai satu juta per barel dalam setahun.
Selain itu, pemerintah Iran berharap produksi minyaknya dapat mencapai 1,5 juta barrel per hari. Akan tetapi, banyak pihak yang masih meragukan Iran dapat mencapai target tersebut. Hal ini dikarenakan ladang-ladang minyak milik Iran sudah mengalami kekurangan investasi selama bertahun-tahun. (ADF)
{adselite}