MENARAnews, Medan (Sumut) – Berlangsungnya pemaparan Program Kerja Calon Rektor USU kali ini menjadi momentum mahasiswa-mahasiswi untuk menyampaikan unek-uneknya kepada calon pemimpin universitas alamamater hijau tua tersebut.
Salah satu mahasiswa yang paling vokal bertanya adalah Surya Darma, mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis jurusan S1 Akuntansi yang bertanya kepada calon rektor nomor urut tiga yakni, Prof Dr Ir Rosdanelli Hasibuan, MT.
Surya mengatakan bahwa dalam menuju pencapaian cita-cita mulia USU maka dibutuhkan kolaborasi setiap elemen yang memiliki potensi yang ada di USU. Namun kenyataan hari ini yang disaksikan bersama bahwa kolaborasi itu gagal dan Ia menyampaiakan dua fakta kegagalan kolaborasi tersebut.
“Kenyataannya bahwa kolaborasi itu gagal di USU, faktanya yang pertama bahwa mahasiswa yang ingin melihat pemaparan calon rektor disini dibatasi jumlahnya dan mahasiswa yang tergabung dalam Majelis Wali Amanat tidak sepenuhnya mewakili suara 40.000 lebih mahasiswa yang ada di kampus ini,” teriaknya disambut dengan tepuk tangan meriah dari mahasiswa lainnya.
Keluhan juga datang dari mahasiswi Pertanian, Erni, yang mengeluh tentang perpustakaan USU yang fasilitasnya kurang memadai. Menurutnya untuk seukuran USU seharusnya perpustakaan harus dilengkapi dengan fasilitas yang lengkap dan bisa menunjang kegiatan akademik mahasiswa.
Pengalaman yang Ia dapati ketika berkunjung ke Perpustakaan utama USU adalah jam buka yang terlalu singkat, pelayanan petugas perpustakaan kurang maksimal dan ruang terbuka disekitar perpustakaan yang terbengkalai. Dirinya membandingkan dengan beberapa perpustkaan universitas negeri di Pulau Jawa yang sangat membantu mahasiswanya dalam mengerjakan tugas dari dosen maupun penelitian.
Keluhan juga datang dari Marlan Lase, seorang mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang menanyakan permasalah Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan jam malam kampus. Marlan menilai kebijakan pemerintah tentang UKT serta pelaksanaannya masih kurang tepat dan perlu dikaji lebih dalam.
“Melihat sistem UKT yang berlaku saat ini seharusnya fasilitas kampus sudah jauh lebih baik namun yang kita jumpai saat ini kan tidak sesuai dengan harapan, seharusnya pengelolaannya lebih transparan dan penggunaannya lebih tepar sasaran,” ujarnya.
Marlan yang saat ini aktif sebagai mahasiswa Ilmu Politik juga menilai jam malam kampus yang tidak memiliki dasar argumen yang kuat. Bagi Marlan pembatasan jam kampus akan menghalangi kegiatan mahasiswa yang memiliki waktu di malam hari.
“Pembatasan jam malam ini kan seharusnya dikaji lagi, jangan dibatasi mahasiswa beraktivitas dikampus pada malam, hari lebih baik sistem keamanan ditingkatkan, kan USU punya petugas keamanan yang banyak,” katanya.
Selain itu, banyak juga yang mengeluhkan masalah pemerataan fasilitas kampus, keterbukaan informasi, pendanaan kegiatan akademik dan non akademik baik untuk dosen juga mahasiswa yang selama ini menjadi kendala untuk berprestasi. (ded)
{adselite}