MENARAnews, Palembang (Sumsel) – Ratusan Jamaah HTI Sumsel, Sabtu (2/1) menggelar Halqah Islam dan Peradaban di Aula YDP Al-Furqon untuk merefleksi berbagai peristiwa sepanjang 2015 dan menentukan langkah perbaikan pada 2016.
Halqah sendiri mengusung tema “Indonesia Makin Liberal, Makin Terjajah: Refleksi Tahun 2015 dan Harapan Ke Depan”
Dalam kegiatan tersebut, Dosen UIN Raden Fatah, Faisal Abdullah selaku pemateri pertama mengatakan bahwa masyarakat sudah rusak karena sistem selama ini, Hizbut Tahrir harus lebih dikenal dan menyadarkan umat bahwa masalah yang utama adalah sistem kapitalis demokrasi dan obatnya penawarnya adalah kembali kepada Islam.
“Alasan orang tidak mau berubah adalah karena tidak ada jaminan perubahan dapat menjadikan lebih baik. Namun berbeda dengan perubahan yang dibawa oleh Hizbuth Tahrir, perubahan tersebut dasarnya adalah hukum Allah dan sudah tertulis jelas di Al-Qur’an,” ujarnya.
Sementara itu, pengamat politik Junairi Alwi mengupas berbagai permasalahan sepanjang tahun 2015. Ia juga menyoroti pelaksanaan Pilkada yang diibaratkan seperti Pepesan Kosong.
“Pilkada hanya merupakan even seremonial kosong, karena rata-rata semua calon pemimpin adalah petahana yang mencalonkan diri lagi. Selain itu, ada pengaburan peran perempuan yang harusnya mulia di dalam Rumah, namun karena isu kesetaraan mereka menjadi seorang Pemimpin, padahal ini bertentangan dengan Syariat Allah,” ungkapnya.
Pengurus DPP HTI, M. Ikhsan Abdul Jalil mengungkapkan, permasalahan yang terjadi merupakan akibat kemaksiatan manusia sendiri. Sementara di Indonesia saat ini sedang dijajah di negara sendiri melalui penjajahan sosial politik dan ekonomi.
“Kerusakan yang terjadi sekarang karena ulah kita sendiri, karena kita berpaling dari ayat-ayat Allah, akibatnya kita orang Indonesia yang berdiri di tanah yang kaya malah sengsara, seluruh SDA dijual ke asing yang seolah menjadi majikan Indonesia. Buktinya, Indonesia justru yang mengemis kontrak Freeport, padahal SDA dan tanahnya milik kita,” ungkapnya. (MA)