MENARAnews, Medan (Sumut) – Puluhan Aktivis dari Forum Mahasiswa Anti Penindasan (FORMADAS) Medan menggelar aksi di Jl. S.M. Raja Medan tepatnya di simpang pelangi tak jauh dari kampus UISU, Kamis (14/1/16).
Aksi digelar sebagai penolakan terhadap globalisasi yang terjadi di Indonesia. Bagi mereka, globalisasi adalah bentuk penjajahan modern. Selain itu ini merupakan konsep dari kapitalisme untuk melancarkan gerak modal yang seluas-luasnya ke negara bekas jajahan untuk meraup keuntungan besar.
Pimpinan aksi Rangga menjelaskan, terbentuknya perjanjian kerjaama antar negara maju dan negara berkembang di segala sektor adalah bentuk globalisasi.
“Negara maju berlomba meanamkan modalnya ke negara berkembang, ini untuk mengambil keuntungan,” katanya disela-sela aksi.
Globalisasi berdampak pada harga-harga kebutuhan masyarakat. Biaya pendidikan dan kesehatan menjadi lebih tinggi. sehingga rakyat kecil semakin tertindas.
“Ini namanya bentuk penindasan pada erareformasi, lihat saja masih banyak anak putus sekolah dikarenakan mahalnya biaya pendidikan. Bagaimana banyak orang terlantar karena mahalnya biaya rumah sakit,” katanya.
Akibat globalisasi lanjut Rangga, semua sektor di kontrol penuh oleh pemodal. Pemerintah juga sudah bekerjasama dengan para pemodal dengan cara membuka sebesar-besarnya pintu masuk.
“Sehingga makin jelas, Indonesia hanya dijadikan wahana eksploitasi dengan menjadikan rakyat sebagai budak yang bekerja pada pemodal,” katanya.
Dalam aksinya, Formadas menyatakan sikap menolak globalisasi di indonesia khususnya di Sumatra Utara. Selain itu mereka menolak segala bentuk intervensi asing dan anti terhadap partai politik. Mereka meminta pemerintah bisa mewujudkan pendidikan gratis dan kesehatan gratis.
Selain berorasi, mereka juga menggelar aksi teatrikal dengan menggunakan topeng gambar Presiden Jokowi yang berlutut pada orang yang memakai bendera Amerika Serikat. Aksi mendapat pengawalan Polsek Medan Kota yang terlihat mengatur arus lalu lintas. (yug)
{adselite}