MENARAnews, Palembang (Sumsel) – Harga karet di tahun 2016 ini diprediksi masih tetap rendah. Faktor seperti berkurangnya kebutuhan karet dan makin banyaknya negara lain penghasil karet adalah dominannya. Hal ini dikatakan langsung oleh Wakil Ketua Komisi II DPRD Sumsel, Budiarto Marsul, saat ditemui Senin (4/1).
Meski harga karet diprediksinya masih lemah, namun berbeda dengan harga sawit yang menurut Budiarto Marsul akan lebih membaik dibandingkan tahun 2015 lalu.
“Negara penghasil karet di tahun ini sepertinya semakin banyak. Ditambah lagi semakin berkurangnya kebutuhan karet dunia, menjadi penyebab belum membaiknya harga jual karet dari petani,” ungkapnya.
Di sisi lain, untuk harga sawit menurut Politisi Partai Gerindra ini, akan semakin membaik, mengingat kebutuhan akan sawit semakin bertambah, salah satunya untuk kebutuhan biodiesel.
“Untuk harga sawit akan bergerak naik, selain karena kebutuhan sawit akan meningkat, ditambah sawit ini menjadi bahan baku bio diesel,” ujarnya.
Ia berharap, ke depan akan ada hilirisasi produk unggulan Sumsel, seperti sawit, karet dan batubara dan bahan tambang lainya. Apalagi, saat ini Sumsel sudah memiliki Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
“Dengan terbentuknya Kawasan Ekonomi Khusus di Tanjung Api-Api, kami berharap akan banyak investor yang mau menanamkan sahamnya di Sumsel,” kata dia.
Sementara itu, menanggapi melonjaknya harga kebutuhan pokok, mulai dari naiknya harga cabai, sembako dan harga daging. Budiarto meminta Pemerintah daerah untuk lebih memperhatikan kondisi masyarakat dengan turun langsung ke lapangan, salah satunya dengan menggelar operasi pasar atau pasar murah.
“Kita belum tahu penyebab dari kenaikan harga kebutuhan pokok ini. Oleh karena itu, kita berharap Pemerintah segera menindaklanjuti kondisi ini,” tutup Budiarto.(AD).