MENARAnews, Pendidikan – Banyaknya pengangguran dengan latar belakang sarjana merupakan masalah yang cukup serius dihadapi Indonesia saat ini. Perlambatan ekonomi yang terjadi saat ini juga semakin memperparah kuantitas pengangguran dengan latar belakang sarjana.
Menyikapi permasalahan ini, Managing Director Putera Sampoerna Foundation, Nenny Soemawinata mengatakan bahwa sebagian besar sarjana di Indonesia masih belum siap menghadapi dunia kerja. Padahal perusahaan besar pada umumnya membutuhkan karyawan yang siap untuk bisa diandalkan.
“Kebutahan perusahaan dengan tenaga kerja yang tersedia pada umumnya tidak bersinergi sehingga memunculkan gap kompetensi. Kondisi ini pada akhirnya banyak perusahaan di Indonesia yang justru merekrut tenaga kerja dari luar negeri, seperti India, Filipina dan Singapura,” tutur Nenny
Nenny menjelaskan bahwa seorang sarjana harus memiliki kualitas dan nilai tambah, karena kuantitas sarjana saat ini sudah terlalu banyak. Selain itu, para sarjana di Indonesia banyak yang belum memiliki kemampuan kepemimpinan dan masih sedikit yang berani dengan tantangan.
“Misalnya ketika bosnya adalah orang bule, mereka pada rajin dan disiplin, tapi kalau ganti bos dari orang lokal, mereka jadi santai lagi. Ini artinya para sarjana di Indonesia masih memiliki mental dijajah,” ujarnya.
Untuk mengatasi hal ini, Nenny mengusulkan agar sistem pendidikan di Indonesia perlua dilakukan perubahan. Kemudian para generasi muda juga harus berpartisipasi aktif untuk melakukan perubahan sistem pendidikan ke arah yang lebih baik.
“On the job training (magang) adala salah satu cara yang cukup efektif agar para sarjana menjadi tenaga kerja yang siap pakai sejak masih menjadi mahasiswa,” tandasnya. (GL/ADF)
{adselite}