MENARAnews, Medan (Sumut) – Janji Pemko Medan untuk melakukan relokasi pedagang ke kios yang beada di sisi timur Lapangan Merdeka Medan tampaknya hanya pepesan kosong saja. Pasalnya, menurut perjanjian yang dilakukan Pemko dan pedagang buku yang difasilitasi oleh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, seharusnya pedagang sudah pindah ke kios yang baru pada bulan Mei 2015. Namun hingga kini pedagang belum juga dipindahkan dan masih berjualan di kios relokasi sementara di Jalan Pegadaian, Medan.
Ketua Persatuan Pedagang Buku Bekas Lapangan Merdeka (P2BLM) Sainan mengatakan, Pemko Medan melalui Kadis Tarukim Gunawan telah melakukan kebohongan. Karena sampai sekarang perpindahan mereka belum juga direalisasikan.
“Pemko Medan sudah ingkar janji kepada pedagang, waktu itu kan perjanjiannya harusnya bulan Mei pindah. Tapi sampai sekarang belunm juga,” katanya, Sabtu (19/12).
Alasan Pemko Medan kenapa belum juga memindahkan mereka ke tempat yang baru adalah dikarenakan ada pedagang yang tidak mau pindah. “Gunawan (Kadis Tarukim) bilang masih ada kami yang gak mau pindah, ini kan kebohongan publik namanya. Kami (P2BLM) ini udah mau pindah semuanya,” ujarnya.
Sebelumnya pedagang pernah melakukan aksi unjuk rasa untuk menuntut perpindahan mereka ke Lapangan Merdeka. Meskipun begitu, tuntutan pedagang untuk relokasi secepatnya tidak mendapat tanggapan. “Karena Pemko Medan ingkar janji kami melakukan demo ke DPRD Kota Medan agar Pemko dipanggil oleh DPRD, namun tidak di respon,” tukasnya.
Bagi Sainan Pemko Medan harus bertanggung jawab atas perjanjian yang sudah mereka setujui. Sehingga proses relokasi pedagang bisa cepat dilaksanakan.
Informasi yang dihimpun MENARAnews dilapangan, kondisi bangunan kios pedagang buku yang berada di sisi timur Lapangan Merdeka sudah dalam kondisi rusak. Jika dilihat dari depan stasiun Kereta Api Medan, kerusakan ini tidak terlihat. Namun apabila dilihat kedalam, bangunan yang berada dilantai 2 ini sudah banyak bagian bangunan yang hilang dan rusak.
Tak sedikit pintu kios yang hilang, plafon yang berada di kios juga tampak rusak. Musholla yang berada satu tempat dengan kios buku pun terlihat dalam keadaan rusak. Pedagang mengatakan, sebelumnya kusen jendela Musholla masih ada. Namun sekarang kusen tersebut sudah tidak ada ditempatnya. Tak jarag beberapa kios juga digenangi air hujan. Kondisi ini menurut pedagang karena tidak adanya tanggung jawab Pemko Medan terhadap asetnya sehingga menjadi rusak tidak terawat dan banyak yang hilang.
Pedagang buku tidak ingin pindah sebelum kios-kios tersebut diperbaiki. Karena menurut mereka, apabila Pemko memindahkan mereka pada bulan Mei, hal-hal demikian tidak terjadi.
“itu tanggung jawab Pemko Medan, kami meminta bulan lima untuk pindah. Tapi, lihatlah sekarang, kondisi bangunannya sudah rusak,” ujarnya.
Mereka meminta Pemko Medan agar segera memperbaiki kerusakan pada kios buku yang ada di Lapangan Merdeka. Sehingga para pedagang bisa cepat menempati kios tersebut. Saat ini menurut Sainan, kondisi Pedagang Buku yang ada di Jalan Pegadaian semakin sengsara. Karena sejak berjualan di sana penjualan mereka menurun drastis. Tata letak kios yang memanjang disinyalir sebagai penyebabnya.
“Pembeli itu hanya mau membeli buku di kios yang berada di arah Jalan Pandu dan arah ke Pajak Ika saja. Karena kalau berjalan sepanjang Jalan Pegadaian itu mana mau mereka. Beda dengan dulu yang di Lapangan Merdeka dengan letak kios yang paralel,” ujarnya.
Terakhir, Sainan meminta Pemko Medan untuk tidak lagi melakukan kebohongan publik dan segera merealisasikan relokasi pedagang. Karena, semakin lama pedgang semakin sengsara apabila terus menerus berjualan di Jalan Pegadaian. “Untuk Pemko Medan, jangan bohongi publik lagi. Segera realisasikan kepindahan kami ke Lapangan Merdeka,” pungkasnya. (yug)
{adselite}