MENARAnews, Palangka Raya (Kalteng) – Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) Kalteng beranggapan negara seharusnya menjadi pelindung bagi rakyat terutama perempuan dan anak. Hal ini diungkapkan karena menurut partai politik ini, bahwa yang ada saat ini negara berlepas tangan melihat begitu banyak kasus-kasus kekerasan yang menimpa perempuan dan anak terutama di Indonesia.
“Indonesia merupakan negeri mayoritas muslim, tetapi malah menggunakan ideologi Kapitalis yang menjadikan anak-anak maupun perempuan hanya sebagai komoditas bisnis,”ungkap Aldila Surasna Gerhana Putri, Ketua Muslimah HTI Kalteng saat menjadi orator di Kongres Ibu Nusantara ke III di Kota Palangka Raya, Minggu (20/12/2015).
Aldila beranggapan Kapitalis juga mengusung jargon demokrasi dengan keempat pilarnya yakni kebebasan beragama, berpendapat, berekspresi, dan kepemilikan sehingga lahirlah aturan-aturan yang justru merugikan masyarakat terutama perempuan dan anak.
“Coba kita lihat, saat ini ada Undang-Undang Kesetaraan Gender, Kesehatan Reproduksi bahkan pelajaran reproduksi sudah beredar tanpa pengawasan di sekolah-sekolah,”ungkap aktivis ini.
Sementara, Sri Handayani, ST selaku orator kedua menambahkan salah satu akses masuknya ide-ide kapitalis yang paling strategis adalah Media. Menurutnya, media yang ada saat ini hanya mementingkan keuntungan semata, tanpa memperhatikan aspek halal dan haram seperti yang ada dalam Islam.
“Di dalam media sekuler juga tidak menggunakan standar halal dan haram dalam menayangkan produknya melainkan hanya keuntungan semata, sehingga para ibu harus menyadari bahaya yang sedang mengancam umat islam,”ungkap ibu yang juga dosen di salah satu universitas di Palangka Raya.
Sebenarnya, seluruh permasalahan yang menimpa perempuan dan anak, menurut Mariatul Kibtiyah, S. Pd selaku orator ketiga hanya dapat diselesaikan dengan satu cara yakni tegaknya Khilafah di muka bumi, karena menurutnya Khilafah menggunakan standar hukum islam yang berasal dari Sang Pencipta.
“Khilafah tidak hanya mengurusi urusan negara tetapi juga sampai pada urusan keluarga. Ayah akan dididik untuk berperan sebagai Qowwam (Pemimpin bagi Keluarga) dan ibu sebagai ummu warobatul bait (pengurus rumah tangga),”ungkap ibu rumah tangga ini.
Sekedar menginformasikan, bahwa kegiatan ini telah dilakukan di tahun ketiga dan terlaksana di enam puluh kota besar di Indonesia. Untuk Kota Palangka Raya terlaksana di Gedung Asrama Haji dan dihadiri oleh tokoh perempuan dari berbagai kabupaten/kota di Kalteng seperti Kota Pangkalan Bun, Kota Ampah, Kota Sampit, Kota Palangka Raya dan lain sebagainya. (Raudhatul N.)