MENARAnews, Medan (Sumut) – Masing-masing promotor tengah mempresantasikan hasil diskusi kelompok pada acara Peta Kaum Muda Indonesia oleh Tim Menjadi Indonesia yang dihadiri puluhan anak muda Kota Medan di Aula Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara, Senin (30/11).
Kegiatan ini merupakan lawatan ketiga setelah Jakarta dan Bandung yang diselenggarakan oleh Tempo Institut bekerja sama dengan FES (Frederich Ebert Stiftung) sebuah yayasan yang fokus pada pembangunan demokrasi asal Jerman.
Dalam acara yang diadakan selama satu hari tersebut juga turut menghadirkan Rocky Gerung salah seorang akademisi Filsafat Universitas Indonesi turut memberikan pencerahan terhadap situasi kaum muda saat ini.
Rocky berpendapat bahwa anak muda saat ini lebih banyak menampilkan sentimen dibanding mengashilkan argumen. Generasi saat ini tentunya dibesarkan oleh media yang Ia cicipi dan saksikan setiap hari dan pemuda ‘kekinian’ sangat beruntung dengan tekonologi yang serba bisa.
Namun sangat disanyangkan teknologi hanya menjadi bisa memanjakan banyak orang terhanyut dalam dunia maya yang harusnya beraksi dalam dunia nyata. Rocky juga menyinggung permasalahan korupsi yang secepatnya menyambangi pemuda, banyak anak muda yang terlibat dalam proyek pemerintah terpengaruh dengan situasi sistem yang cenderung koruptif tidak melawan justru ikut dalam arus yang menghanyutkan.
Baginya pemuda saat ini adalah generasi dengan berjuta ide dikepalanya yang harusnya diwujudnyatakan dalam aksi dan refleksi. “Jangan sampai generasi saat ini menjadi generasi gagal di masa depan, dan generasi selanjutnya menjadi lebih gagal dari kalian,” ucap pria yang berpenampilan lugas tersebut.
Selanjutnya dalam sesi dialog, salah seorang musisi rapper yang sudah ngetop di tanah air dan mancanegara, Jflow juga meramaikan acara ini. Jflow banyak menceritakan pengalamannya mengharumkan nama bangsa di negara orang lain.
Jflow berpesan kepada pemuda Indonesia harus menjadi generasi yang optimis dengan melakukan hal-hal yang bermanfaat khususnya buat diri sendiri dan terlbih kepada orang-orang terdekat.
Ia menceritakan pada saat di Eropa sedang menyaksikan pertandingan bola liga eropa dan mendukung salah satu tim bola favortitnya. Jflow berpikir bagaimana orang-orang bisa mengenalnya bahwa Ia berasal dari Indonesia tanpa mengganti atribut.
Terpikir dengan +62, Jflow akhirnya menggunakan topi bertuliskan angka tersebut sehingga menimbulkan pertanyaan bagi banyak orang. Ternyata setelah disadari, bahwa angka tersebut merupakan kode negara Indonesia. Sebelum terjun ke dunia musisi, dirinya dulu juga aktif dalam dunia social enterpreneurship secara sukarelawan.
“Lo gak perlu sampai heboh-hebohnya berkoar teriakin Indonesia, cukup lakuin hal sederhana tapi dampaknya positif, seluruh dunia nantunya juga bakal tau kalo lo itu Indonesia,” ujar pria kelahiran Indonesia bagian timur tersebut.(ded)
{adselite}