MENARAnews, Palembang (Sumsel) – Cobaan yang datang bertubi-tubi menyebabkan Rozali (64), warga asal Desa Pemulutan, Kabupaten Ogan Ilir, nekat mengakhiri hidupnya dengan gantung diri di Jembatan Ampera.
Kejadian ini baru diketahui, Minggu (27/12) sekitar pukul 6.00 WIB. Salah seorang warga sekitar melihat sesosok mayat tengah menggantung dengan seutas tali di pagar jembatan tersebut.
Petugas Sentra Pelayan Kepolisian Terpadu (SPKT) dan Tim Indentifikasi Polresta Palembang yang mendapatkan informasi itu langsung mendatangi lokasi yang telah dikerumuni warga tersebut. Evakuasi terhadap jasad korban berjalan dramatis, hingga satu jam kemudian jasad korban baru berhasil diangkat.
“Ya, kita mendapatkan informasi tersebut dari warga. Saat ini korban sudah kita bawa ke Rumah Sakit Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang, guna dilakukan autopsi,” kata Kepala SPKT Polresta Palembang, Bripka Novi Arianto.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, aksi nekat korban diduga dilakukan lantaran frustasi ditinggal oleh istri keduanya setelah usaha perdagangannya bangkrut.
“Beberapa bulan terakhir ini, memang sikap Rozali berubah setelah usahanya bangkrut,” ujar kerabat korban, Iyon saat ditemui di Ruang Pemulasaraan Jenazah RSMH Palembang.
Tak mau terus bersedih, korban yang memiliki dua anak ini memutuskan untuk tinggal bersama kakak perempuannya di kawasan 26 Ilir Palembang. Satu bulan di Palembang, rupanya tak membuat korban bisa menerima nasibnya, hingga korban memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.
“Baru satu bulan ini dia (korban) di Palembang. Nah, semalam sekitar pukul 2.00 WIB, dia pergi tanpa pamit,” ungkapnya.
Menurut Iyon, dirinya baru mengetahui korban bunuh diri setelah mendapatkan informasi dari masyarakat.
“Dia ini sebenarnya rajin beribadah dan pintar pak. Namun, mungkin karena masalah itulah dia nekat bunuh diri. Korban ini lulusan FKIP Unsri pak. Dia punya dua anak yang semuanya kuliah di Unsri. Kami tak menyangka dia akan berbuat seperi itu,” ucapnya. (MA)
{adselite}