MENARAnews, Palembang (Sumsel) – Dua orang yang namanya telah resmi diajukan oleh Parpol masing-masing sebagai calon Wakil Walikota (Wawako) Palembang, yakni Yudi Farola Bram dan Yudha Rinaldi bertatap muka dalam acara diskusi publik yang diselenggarakan oleh Lintas Politika di Bukit Golf Cafe & Resto, Palembang.
Di sana mereka juga menyampaikan visi dan misinya jika terpilih sebagai Wawako Palembang. Acara sendiri bertemakan Seputar Pemilihan Wawako Palembang (11/11).
Dalam acara tersebut, hadir Ketua DPRD Palembang, H. Darmawan selaku salah satu narasumber. Menurut Darmawan, nama Yudi Farola Bram telah masuk terlebih dahulu ke DPRD Palembang pada tanggal 10 Oktober 2015 atas usulan dari PAN yang memang merupakan salah satu Parpol pengusung. Sementara nama Yudha Rinaldi yang diusung oleh PDIP masuk ke DPRD Palembang pada tanggal 23 Oktober 2015.
“Baru dua nama itu yang masuk secara resmi ke kami (DPRD Palembang), nama lain belum ada,” ucap dia.
Dirinya juga menuturkan, terkait proses pemilihan Wawako Palembang tersebut, pihaknya telah ‘menjemput bola’ dengan mendatangi Kemendagri untuk meminta kejelasan tatib dan peraturan apa yang harus dipakai. Namun ketika tiba di Kemendagri, pihaknya sedikit kecewa karena hanya bertemu dengan Kabid.
“Tapi hasilnya tetap UU No. 8 Tahun 2015, PP belum ada. Kami sempat kecewa dengan hanya bertemu Kabid itu dan mengungkapkan jika kami meminta petunjuk tertulis agar tidak salah mengartikan dan mengimplementasikannya ketika pemilihan akan dilaksanakan,” terang Darmawan.
Ditempat yang sama, pengamat politik Joko Siswanto menilai jika permasalahan Wawako Palembang ini memang harus menunggu putusan sah terkait aturan, PP dan tata tertib dari Kemendagri agar Wawako terpilih nantinya tidak lagi tersandung permasalahan.
“Bicara politik itu di balik layar, kalau hukum kan fakta. Saya sepakat jika DPRD Palembang mendesak Mendagri, bila perlu semua anggota DPRD dan masyarakat juga mendesak ke sana. Jangan didiamkan saja, takutnya nanti justru ada unsur kesengajaan agar tidak ada Wawako ke depannya atau dikosongkan,” ungkap dia.
Pengamat Tata Negara, Paisol Burlian juga menuturkan hal serupa, dimana menurut dia solusi pertama dari pemilihan Wawako Palembang ini yaitu menunggu PP dan soal teknis pemilihan itu sendiri.
“Saya apresiasi DPRD Palembang yang sudah meminta ketegasan langsung datang kesana (Kemendagri). Mendagri sepertinya tidak memahami kebutuhan kehidupan masyarakat kita, perlu juga saya pikir jika kita kesana semua untuk mendesak itu,” tutupnya.
Sementara itu, kedua calon tersebut juga menyampaikan visi dan misinya apabila terpilih sebagai Wawako Palembang.
Menurut Yudha Rinaldi, dirinya tidak punya visi sendiri karena sudah jelas dari awal dirinya jika terpilih menjadi Wawako Palembang akan membantu secara maksimal menciptakan Palembang Elok, Madani, Aman, dan Sejahtera (EMAS).
“Kalau saya pribadi akan memberikan kapasitas penuh ke Walikota Palembang. Begitu juga Parpol harus memberikan dukungan penuh juga kepada Walikota, agar terwujudnya cita-cita menjadi kota yang lebih maju lagi dengan slogan EMAS itu,” kata dia.
Yudha sendiri mengaku jika amanah yang diberikan Partainya sebagai calon Wawako membuatnya terharu dan memiliki beban atas kepercayaan tersebut.
“Saya termasuk memiliki beban diberikan kepercayaan ini. Harus mensinkronkan diri dengan Walikota. Bukan justru menjadi matahari kedua, siap bekerjasama dengan baik, agar menjadikan dan membangun Kota Palembang lebih maju lagi,” ungkap dia.
Sementara Yudhi Farola Bram sendiri menuturkan, ada satu masukan visi misi soal yang hendak dia lakukan penanggulangan kemacetan yang kerap terjadi di kota pempek ini.
“Harus berani menghapuskan oplet, bus kota, dan becak. Meskipun bukan keputusan populer, tapi harus berani. Namun akan diberikan pekerjaan lain, bisa dibuatkan lapak atau diberikan pekerjaan lain karena kita juga punya BUMD,” terang dia.
“Kemudian soal sungai, saya menginginkan agar transportasi air yang memang Sungai Musi mengalir di sepanjang Palembang dapat dimaksimalkan lagi ” tutup Yudhi. (AD)