MENARAnews, Medan (Sumut) – Universitas Methodist Indonesia menggelar kuliah umum terkait Prospek Ekonomi Indonesia 2016 & Wiraswasta di Aula Fakultas Kedokteran UMI, Jl. Bunga Terate, Medan, Kamis (20/11)
Kuliah umum ini terselenggara atas kerjasama Penerbit Erlangga dan Fakultas Ekonomi UMI. Melihat tantangan ekonomi Indonesia kedepan, FE UMI tergerak menginisiasi kegiatan ini dan menghadirkan pembicara Faisal Basri (Pakar Ekonomi Indonesia) dan Prof. Christantius (Dekan FEB UKSW).
Dalam sambutannya, Ir. Pantas Simanjuntak menyampaikan kepada peserta kuliah umum bahwa kuliah umum kali ini diharapkan mampu memberikan wawasan yang lebih luas kepada para mahasiswa terutama dari Fakultas Ekonomi UMI dan nantinya bisa menjadi pakar ekonomi seperti narasumber yang hadir pada saat itu.
Pada penyampaian materi oleh Faisal Basri, banyak mengungkit kondisi ekonomi Indoesia saat ini dalam keadaan kurang sehat. Ditambah lagi dengan kekisruhan elit-elit politik yang tidak stabil dan saling bertikai. Menurutnya, presiden sewajibnya memiliki kekuatan politik baik di eksekutif maupun legislatif yang kuat untuk mengendalikan pemerintahan dan perekonomian.
Faisal Basri juga menyinggung keadaan Sumut yang sedang ditimpa kasus korupsi yang berbelit mulai dari gubernur, anggota dewan dan beberapa kepala daerah. Sumut menurutnya memiliki potensi ekonomi yang luar biasa apabila dikelola oleh aparat pemerintahan yang profesional dan mumpuni dalam mengelola sumber daya alam yang ada.
Data yang dimiliki oleh Faisal Basri, bahwa sejak tahun 2004 hingga 2014 memang tingkat ekspor Indonesia meningkat tapi masih jauh dibawah angka impor yang bisa menggenjot pertumbuhan ekonomi. Dibandingkan dengan Timor Leste, pertumbuhan ekonomi sudah hampir sama padahal negeri itu baru saja merdeka dan lepas dari Indonesia.
Pada sisi perbankan, untuk regional Asia Tenggara, Singapura memegang finansial perbankan terkuat dan disusul oleh Malaysia dan Thailand. Sementara Indonesia berada pada posisi sebelas, apabila bank milik negara misalnya Mandiri dan BNI bisa merger makan akan bisa menyalib pada posisi keempat.
“Jalan terbaik adalah adanya konsolidasi secara menyeluruh antara elemen penggerak pertumbuhan ekonomi di negeri ini, Saya yakin kita benar-benar bisa unggul khususnya di Asia Tenggara,” ucap pria yang kerap mengkritisi pemerintahan Jokowi tersebut.
Kembali lagi, prospek ekonomi yang dimiliki Indonesia adalah ekspor komoditi mentah dan setengah jadi. “Hal ini kerap menjadi masalah, sekarang kita ekspor nanti kalau sudah jadi balik lagi dengan harga selangit, tantangannya apa kita bisa bertahan begini terus tanpa berpikir mampu memproduksi di dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan domestik bahkan mancanegara,” imbuh Guru Besar UI yang juga pernah menjadi Ketua tim reformasi tata kelola Migas itu. (ded)
{adselite}