MENARAnews, Palembang (Sumsel) – Belasan orang yang mengatasnamakan Aksi Solidaritas Anti Kekerasan (ASAK), Senin (09/11) menyambangi Mapolda Sumsel untuk menuntut pengusutan kasus pengeroyokan ang terjadi di The Daira Hotel, Palembang.
Kasus pengeroyokan terjadi pada Musyawarah Pengurus Persatuan Sepak Takraw Indonesia (PSTI) Provinsi Sumsel yang digelar pada 2 November 2015 di The Daira Hotel. 2 orang korban pengeroyokan adalah Mahmuri dan Chaniago, sementara dugaan kuat dalang pengeroyokan tersebut adalah Islah Taufik, Faisol, dan Suiz, dimana salah satunya merupakan anggota DPRD Kab. Banyuasin dari Fraksi Partai Golkar.
Koordinator Aksi, Sukma Hidayat mengungkapkan bahwa pengeroyokan merugikan korban dan keluarganya, sehingga meminta Polda Sumsel untuk mengusut kasus tersebut.
“Akibat pengeroyokan, korban mengalami luka-luka dan trauma. Saat ini korban juga khawatir bahwa tindakan premanisme tersebut juga dapat mengganggu keluarganya,” tegasnya.
Sukma juga mengkhawatirkan adanya unsur premanisme yang mulai memasuki tubuh PSTI.
“Ada indikasi pengeroyokan merupakan bentuk intimidasi untuk memnangkan salah satu calon pimpinan PSTI Sumsel. Jangan sampai aksi premanisme ini menyebabkan PSTI dibekukan pemerintah seperti PSSI. Kami tidak ingin dunia olahraga kembali tercoreng,” ujarnya.
Salah seorang perwakilan Bidang Humas Polda Sumsel, Kompol Djumali mengungkapkan bahwa Polda Sumsel hanya dapat memproses kasus tersebut apabila terdapat laporan, namun hingga saat ini belum ada laporan. Pihaknya akan menyampaikan tuntutan massa kepada Kapolda Sumsel agar dapat segera ditindaklanjuti oleh Ditreskrimum.
“Kalau sekarang korbannya masih sakit, harap segera dibawa ke Rumah Sakit yang dapat mengeluarkan surat visum. Itu bisa jadi bukti pengeroyokan. Jangan ditunggu terlalu lama karena kalau luka-lukanya sudah sembuh, nanti pembuktian tindak pidananya akan semakin sulit,” terangnya. (MA)