MENARAnews, Palembang (Sumsel) – Beberapa tokoh agama di Sumsel menuturkan bahwa program bela negara merupakan solusi untuk menagkal perkembangan ISIS di Indonesia karena dapat meningkatkan nasionalisme.
“Gejala sosial tersebut dipengaruhi beberapa faktor, tetapi yang lebih ideal karena faktor Ideologi, ekonomi, dan sekedar ikutan. Tetapi yang paling utama adalah faktor ideologi”, ungkap Ketua PWNU Sumsel Drs. Amri Siregar, M.Ag ketika diwawancarai pada Sabtu (21/11).
Ia menambahkan bahwa program bela negara harus segera dijalankan dengan maksimal.
“Untuk menangkal perkembangan tersebut, sejumlah Ormas Islam telah melakukan sosialisasi secara formal maupun non formal, namun pemerintah harus mendorong program bela negara karena dapat meningkatkan nasionalisme masyarakat,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua PW Muhammadiyah Sumsel, Prof. Dr. H. Romli, SA., M.Ag menjelaskan bahwa ISIS pada dasarnya hanya kelompok yang ingin memperjuangkan kembali haknya yang dijajah Amerika Serikat. Namun, seiring berjalannya waktu kelompok tersebut mencapai tujuannya dengan cara yang menyimpang.
“Sebenarnya orang kalau simpati terhadap kelompok tersebut tidak masalah, asal jangan terlalu berlebihan”, ujarnya.
Selain melakukan program bela negara, pemerintah juga harus membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya agar menopang perekonomian masyarakat Indonesia.
“Pemerintah harus membuka lapangan pekerjaan untuk menopang ekonomi, karena sebagian besar anggota ISIS direkrut dengan iming-iming uang”, imbuhnya.
Hal senada juga diungkapkan Ketua FKUB Sumsel, Drs. KH Tohlon Abdul Rauf yang akrab disapa Buya Tohlon.
Dirinya menyatakan bahwa ISIS adalah buatan Irak dan Suriah. Oleh karena itu, seluruh rakyat Indonesia tidak perlu ikut campur dengan cara bergabung dengan ISIS.
“Ya itu kan buatan Irak dan Suriah. Yang di Indonesia ya berjuang untuk Indonesia saja,” terangnya. (HA)
Â