MENARAnews, Jakarta – Pemerintahan Jokowi-JK, melalui Kementrian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) mengeluarkan dana yang cukup besar untuk membiayai program Revolusi Mental yang diharapkan mampu mengubah cara pandang masyarakat Indonesia untuk berpikiran jauh kedepan.
Kemenko PMK mengungkapkan telah menganggarkan dana sebesar Rp 149 miliar untuk mendanai program tersebut. Sebagian besar anggaran atau sekitar Rp 130 miliar habis digunakan untuk membiayai kegiatan sosialisasi program di berbagai jenis media. Dana itu belum termasuk biaya untuk pengembangan website revolusi mental (http://www.revolusimental.go.id) yang mencapai Rp 200 juta.
Menurut informasi yang disampaikan Deputi Menko PMK Bidang Koordinasi Kebudayaan, Haswan Yunaz, Program Revolusi yang dikampanyekan oleh Kemenko PMK memiliki tiga rumpun nilai, yaitu integritas, etos kerja, dan gotong royong. Demi mewujudkan hal tersebut, Kemenko PMK mengalokasikan sebagian besar dana tersebut untuk kegiatan sosialisasi program revolusi mental kepada masyarakat.
“Dana sebanyak Rp 130 miliar itu digunakan untuk sosialisasi program melalui radio, TV, dan media cetak. Kegiatan sosialisasi itu sudah berjalan, salah satunya adalah sosialisasi di 12 TV nasional,” ujar Yunaz
Tak hanya itu, lanjutnya, Kemenko PMK juga melakukan pengembangan website revolusi mental yang menghabiskan anggaran sebanyak Rp 200 juta. Dana ratusan juta itu mencakup pembangunan infrastruktur dan pengelolaannya.
Program masih belum efektif.
Upaya Kemenko PMK ini ternyata dinilai oleh banyak pihak belum bisa memberikan hasil yang signifikan dan efektif. Indikator yang merepresentasikan hal tersebut adalah proses pengembangan situs revolusi mental yang sampai saat ini belum jelas. Sejak diluncurkan pada 24 Agustus lalu, situs tersebut hingga saat ini masih belum memperlihatkan konten-konten yang memiliki nilai yang berkaitan dengan revolusi mental. Situs saat ini masih sedang dalam tahap pengembangan, atau dengan kata lain, situs tersebut masih belum bisa diakses.
Menyikapi hal ini, Yunaz pun tidak membantah, namun ia mengatakan bahwa pada prinsipnya situs sudah bisa diakses, namun ada beberapa substansi yang masih harus diperbaiki.
“Sebenarnya sudah dapat diakses, namun kami masih melakukan perbaikan di beberapa kontennya,” kata Yunaz (ADF)
{adselite}