MENARAnews, Medan (Sumut) – Vice Precident LutheranWorld Relief (LWR) sedang memberikan sambutan dalam Temu Kopi Sumatra tahun 2015 di Hotel Grand Arya Duta, Medan, Selasa (3/10).
Acara ini berlangsung selama dua hari, 3 sampai 4 November 2015 dengan fokus membicarakan berbagai topik terkait perkembangan petani kopi khususnya di Sumatera Utara.
“Ini merupakan pertemuan ketiga di Indonesia, khususnya di Sumatera yang mempertemukan petani kopin dan pengusaha kopi dari Lintong dan Takengon. Kita yakin hubungan kerjasama ini dapat memberikan dampak postif yang saling menguntungkan antara petani dan perusahaan kopi,” ucap Tim Mc Cully pada saat memberikan sambutan.
Tim mengakui pada tahun 2014 saja, ada sekitar satu juta petani yang menggantungkan hidup pada pertanian kopi, artinya pasti ada kenaikan setiap tahunnya mengingat konsumen kopi juga meningkat khususnya di Amerika dan Eropa.
Hal senada juga diungkapkan oleh Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sumetara Utara, Ir Herawati, saat ini kopi menjadi salah satu komoditi ekspor non migas terbesar dari Indonesia, pada tahun 2014 sendiri angka ekspor menembus 685000 ton kopi yang berhasil dijual ke berbagai negara.
“Kita perlu meningkatkan nilai tawar kopi Indonesia, khususnya kopi yang asli diproduksi di Sumut, tantanganannya sekarang sudah banyak kopi instan yang datang dari Tiongkok dengan harga yang lebih murah. Hal ini jelas merugikan petani kita,” ujar Herawati.
Menurutnya melalui proses lisensi kopi nantinya kopi Sumut bisa memiliki nilai tawar uang baik bagi kebutuhan domestik bahkan untuk kebutuhan ekspor. Salah satu produk kopi unggulan yang dihasilkan dari Sumut yaitu, Kopi Lintong, Mandailing dan Sumatera Simalungun Kopi.
Dari keseluruhan, Sumut memang dikenal penghasil kopi jenis Arabica dibanding Robusta. Sama halnya dengan Kopi Gayo dari Aceh dan Kopi Toraja dari Sulawesi. (ded)
{adselite}