MENARAnews, Medan (Sumut) – Puluhan massa GEMPITA kembali menggeruduk kantor Pengadilan Negeri Medan, Kamis (22/10). Didominasi seragam loreng mereka datang membawa poster yang bertuliskan tuntutan kedatangan mereka.
Massa yang datang menuntut telah terbitnya Surat Perintah Pemberhentian Perkara (SP3) Kejatisu atas kasus tindak pidana korupsi tertanggal 11 Agustus 2015. Kasus korupsi yang di SP3 adalah korupsi penggelembunganbharga tanah seluas 60000 meter persegi untuk pembangunan gedung RSUD Nias Selatan. Tanah yang seharusnya seharga Rp. 40.000/Meter digelembungkan menjadi Rp. 250.000/ meter.
Hal ini mengakibatkan negara merugi hingga Rp. 5.127.386.500,-. Sejak 2013 hingga sebelum terbitnya SP3, sudah ada 17 orang yang menjadi tersangka. Namun tak disangka kemudian SP3 tersebut terbit. Gempita menduga selama ini ada permainan antara tersangka dengan oknum Kejatisu.
Terbitnya SP3 adalah dengan pertimbangan bahwa seluruh tersangka sudah mengembalikan kerugian negara. Atas dasar tersebut hari ini massa Gempita turun ke jalan untuk kesekian kalinya.
Humas Gempita, Delisa Mandurung mengatakan, saat ini pihaknya akan mengajukan prapid atas kasus korupsi tersebut. Dan pihaknya juga akan terus melakukan upaya hukum yang berlaku.
“Kalau juga hakim tidak membatalkan SP3 tersebut, kami akan mengajukan prapid”, ujarnya saat ditemui disela-sela aksi.
Delisa meminta hakim agar bisa tegas dalam mengambil keputusan membatalkan SP3 yang sudah merugikan negara. “Kami minta hakim bisa tegas, agar hakim tidak takut kepada siapapun dan tidak ragu mengambil keputusan, guna memberi kepastian hukum”, katanya.
Apabila nantinya hakim tidak membatalakan SP3, pihaknya akan melakukan banding. Segala upaya akan ditempuh Gempita untuk memperjuangkan kasus korupsi.
Lama berorasi di depan PN, massa merangsek masuk ke halaman PN dan melanjutkan orasi. Beberapa massa aksijuga tampak masuk ke gedung pengadilan. Aksi berjalan damai dan hanya dijaga beberapa aparat saja. Pantauan dilokasi, lalu lintas di depan PN Medan juga terbilang lancar. (yug)
{adselite}
Â