MENARAnews, Sampit (Kalteng) – Kondisi cuaca yang tidak menentu masih mengganggu aktivitas bandara di Sampit. Hingga hari ini belum ada aktifitas penerbangan yang dilakukan di Bandara H. Asan Sampit.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sampit memantau terdapat 55 titik panas (hotspot) pada Kamis (8/10/2015). Hal ini diperkirakan sebagai salah satu faktor yang mengakibatkan lintasan bandara diselimuti kabut asap dengan jarak pandang yang belum mencukupi untuk pergerakan pesawat.
Kepala BMKG Bandara H. Asan Sampit Yulida Warni mengatakan, kabut asap sangat mempengaruhi kegiatan penerbangan, dimana kondisi cuaca untuk penerbangan pesawat yang berbadan lebar harus memenuhi jarak pandang minimal 1.500 meter. Berdasarkan Prediksi BMKG jarak pandang yang cukup pendek sangat tidak memungkinkan untuk penerbangan.
“Prediksi kita karena jarak pandang cukup pendek, sekitar 500 sampai 600 meter, itu sangat tidak memungkinkan untuk penerbangan,” unkap Yulida saat ditemui di kantornya.
BMKG memprediksi bahwa pada pertengahan bulan Oktober, wilayah Kotim akan diguyur hujan dengan intensitas rendah. Namun kondisi tersebut dinilai dapat memicu keluarnya asap yang masih berada di dalam lahan gambut, bahkan dapat memperpendek jarak pandang.
“Hujan itu sepertinya pada tanggal 11 atau 12 ada, tapi tidak seberapa deras, dan itu bahkan akan memicu keluarnya asap yang masih di dalam gambut” kata Yulida.
Berdasarkan data BMKG terdapat 55 titik panas yang tersebar di wilayah Kotim, yakni Kecamatan Baamang 19 titik, Bukit Santuai 3 titik, Cempaga 2 titik, Kotabesi 7 titik, Mentaya Hilir Utara 1 titik, Pulau Hanaut 5 titik, Seranau 3 titik, Telawang 9 titik, dan Teluk Sampit 6 titik.
Sebelumnya, Branch Manager Kalstar Aviation Novallino mengungkapkan, penerbangan mulai terganggu kabut asap sejak tanggal 8 September 2015, awalnya hanya beberapa penerbangan yang ditunda dan di batalkan, hingga sempat beberapa hari kondisi kabut asap mengakibatkan penerbangan lumpuh total. Bahkan penerbangan terakhir yang bisa dilakukan adalah pada tanggal 25 September 2015 dengan rute Sampit-Surabaya dan Sampit-Pangkalan Bun.
“Kami memohon maaf karena tidak bisa melakukan pelayanan maksimal karena kondisi (kabut asap) ini” kata Novallino. (Hidayat)