MENARAnews, Palangka Raya (Kalteng) – Terhitung sejak 25 September 2015, Pemprov Kalteng menggratiskan biaya pengobatan penderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) baik di rumah sakit, Puskesma, maupun, Posyandu yang ada di kabupaten/kota di Kalteng. Hal ini berdasarkan Surat Keputusan Pj. Gubernur Kalteng Nomor : 188.44/584/2015 tentang Pernyataan Kejadian Luar Biasa Penyakit ISPA di Provinsi Kalteng tahun 2015.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng, Suprastija Budi mengatakan semua biaya yang dikeluarkan merupakan tanggung jawab Pemerintah Provinsi Kalteng atau pemerintah daerah melalui pos biaya tidak terduga yang bersumber dari dana APBD.
“Pasien-pasien yang terkena dampak kabut asap ini, biayanya semua ditanggung oleh pemerintah. Baik dari pelayanan Puskesmas sampai rujukan ke rumah sakit,” jelas Suprastija Kepada wartawan MENARAnews di ruang kerjanya, Jum’at (23/10/2015).
Lanjut Suprastija, meski pengobatannya dibiayai oleh pemerintah namun dalam pelaksanaannya juga harus disesuaikan dengan peraturan dari dinas kabupaten/kota atau rumah sakit di masing-masing kabupaten/kota.
“Misalnya, pasien rawat inap akibat ISPA tidak boleh menggunakan kelas I karena ketentutannya harus kelas III. Dan hendaknya pelayanan gratis ini diprioritaskan bagi masyarakat yang tidak mampu,” jelas Suprastija.
Sejauh ini, aku Suprastija belum ada keluhan dari masyarakat bahwa rumah sakit maupun Puskesmas melakukan pungutan kepada pasien ISPA. Memang, dua hari setelah keputusan tersebut ditandatangani, ada beberapa orang yang mengadukan adanya pungutan dan sudah ditindaklanjuti. “Pemprov Kalteng akan melakukan teguran berupa sanksi kepada kepala dinas kesehatan di kabupaten/kota jika terindikasi melakukan pungutan kepada penderita ISPA,” kata Suprastija.
Sementara itu, terhitung sejak 17 Oktober 2015, pasien penderita penyakit ISPA akibat kabut asap di seluruh Kalteng mengalami penurunan. Pada Oktober 2015 penderita ISPA sebanyak 7,944 orang, sedangkan untuk data September penderita ISPA mencapai 23.741 orang, Agustus 11.751 orang, dan Juli 2015 sebanyak 10.270 orang. (Arliandie)
Editor : Raudhatul N.