MENARAnews, Medan (Sumut) – Puluhan kader Himpunan Mahaiswa Islam Komisariat Fisip USU menggelar penggalangan dana untuk bencana Karlahut di Sumatra dan Kalimantan. Aksi penggalangan dana ini dilakukan di persimpangan antara Jalan Dr. Mansyur dan Jalan Setia Budi, Selasa (13/10).
Para aktivis HMI ini tampak antusias melakukan aksi dana. Satu persatu pintu kaca mobil mereka ketuk berharap para pengemudi mau menyisihkan sedikit uangnya untuk membantu korban bencana asap yang ada di Sumatra dan Kalimantan. Ketua Bidang Perguruan Tinggi, Kemahasiswaan dan Pemuda HMI Fisip USU, Marlan Ifantri Lase mengatakan aksi hari ini diselenggerakan sebagai bentuk kritik terhadap pemerintah yang belum bisa mengatasi bencana asap.Â
“Bencana asap yang melanda negeri kita tidak hanya di Sumatra Utara, tapi sudah menjamah seluruh daerah,” ujar pemuda berambut gondrong ini.Â
Marlan juga mengatakan aksi dana hari ini juga untuk mengubah paradigma masyarakat yang memandang aksi mahasiswa selalu buruk. “Kami coba memberikan sesuatu yang baru bagi masyarakat, kalau aksi mahasiswa tak selamanya buruk.” ujarnya.Â
HMI Fisip USU menuntut pemerintah untuk segera menuntaskan bencana asap dan menindak tegas para mafia hutan. ” Presiden Jokowi harus menindak para korporat yang punya kepentingan dengan merusak alam terutama yang ada di perusahaan – perusahaan yang ada di Sumatra dan Kalimantan, jangan sampai ini terulang lagi,” tegasnya.Â
Marlan kembali menegaskan apabila Presiden Jokowi tak dapat menuntaskan masalah ini, pihaknya akan menggugat Presiden. ” Jangan ada lagi bayi – bayi yang terbunuh karena bencana asap,” pungkasnya.Â
Â
Eza, salah seorang aktivis HMI Fisip sangat antusias mengikuti kegiatan. Wanita yang sehari – hari menimba ilmu di jurusan Sosiologi ini mengatakan, sebagai mahasiswa harusnya bisa peka terhadap kondisi sekitarnya. Bencana asap adalah bencana nasional yang harus ditanggulangi bersama. “Ini adalah bentuk kontribusi kami, ini juga sebuah peringatan untuk pemerintah, kami saja peduli dengan bencana ini, masa pemerintah tidak peduli dengan rakyatnya, Apakah pemerintah sudah buta dengan bencana ini,”paparnya.Â
Selain penggalangan dana, HMI Fisip juga mengadakan seni lesehan untuk menghibur para pengguna jalan. Tampak mereka menggunakan alat musik akustik dan menyanyikan lagu – lagu perjuangan yang biasa dinyanyikan pada saat aksi. (yug)
{adselite}