MENARAnews, Opini – Berulang kali kita melihat dan ikut terdampak masalah asap yang melanda negeri ini, sudah tidak terhitung pula berapa jumlah korban dan kerugian akibat masalah asap.
Menurut Satelit Tera dan Aqua yang dikutip dari laman (tempo.co) menyebutkan ada 285 titik panas yang diindikasikan sebagai kebakaran hutan dan lahan di sejumlah wilayah Sumatera, ini bukan angka kecil apalagi kita ketahui bahwa kita hari ini berada di musim kemarau menyusul fenomena El Nino yang mana hal itu semakin mendukung meluasnya titik panas yang ada.
Bagaimana Riau dan Kalimantan ? Dinas Kesehatan Provinsi Riau mencatat di periode 29 Juni- 27 September 2015 saja korban terpapar dampak asap di Riau sudah mencapai 44.871 orang yang terdiri atas penderita ISPA sebanyak 37.396 orang, Pneumonia 656 orang, Asma 1.702 orang, Penyakit Mata 2.207 orang, dan Penyakit Kulit 2.911 orang, begitupun Kalimantan di Kota Palangkaraya misalnya nilai ISPU menunjukkan angka 1900 atau 6 kali lipat nilai ambang batas ISPU berbahaya yang ada di angka 300-an dan tercatat sebagai nilai terparah sepanjang sejarah masalah asap
Permasalahan asap permasalahan kita semua.
Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) sudah menjadi tamu rutin yang datang menemui, namun kita juga semacam tidak terlalu mengganggap bahwa asap ini adalah masalah besar yang harus segera kita cari solusi nya. Pembakaran lahan juga seolah-olah menjadi tradisi untuk membersihkan lahan secara instan, dibanding dengan cara lain yang dianggap mengeluarkan banyak budget operasional.
Kita tentu tidak menampik, ada peran korporasi dalam masalah asap juga keterlambatan pemerintah yang sampai hari ini masih punya seabrek pekerjaan rumah untuk menyelesaikan masalah asap. Namun apakah kemudian kita hanya menunggu peran pemerintah ? tanpa menggangap bahwa peran kita sebagai rakyat juga penting dalam menyelesaikan masalah asap ? tentu jawaban idealnya harus tidak. Kembali ke beberapa tahun silam sejarah negeri kita mencatat bahwa gotong royong rakyat punya peran besar membantu masalah bangsa ketika terjajah kolonialisme saat itu, memiliki masalah bersama dan menjadi bagian solusi bersama, pesan itu yang harusnya kita teladani saat ini.
Memulai dari langkah kecil.
Penanganan atas permasalahan asap sudah cukup banyak dilakukan namun jika kita perhatikan penanganan itu masih saja terfokus pada bagaimana cara memadamkan, langkah-langkah preventif untuk menyelesaikan pun menjadi langkah yang kurang populer dan enggan untuk dilakukan oleh sektor terkait, seolah-olah semua sepakat “kalau asap belum mencekik, ya kita adem ayem aja”.
Sekat kanal yang beberapa waktu lalu muncul misalnya, ini merupakan salah satu langkah keci yang jika dilakukan dengan baik dapat membantu pemulihan ekosistem gambut. Berkaca dari hal itu kita perlu banyak kegiatan yang tidak hanya fokus pada pemadaman saat kebakaran lahan terjadi namun juga membuat banyak gerakan yang fokus pada kegiatan preventif agar secara dini kita dapat terhindar dari masalah asap.
Pemberian edukasi terhadap masyarakat agar dapat mengenal permasalahan asap dan bagaimana pola penanganan saat terdampak asap menjadi hal dasar yang sangat penting untuk dilakukan. Berangkat dari pemikiran itulah kemudian menginspirasi lahirnya sebuah platform berbasis web bebasasap.org. Lewat platform ini harapannya semakin banyak orang terlibat untuk tahu dan tergerak menjadi bagian solusi atas masalah asap.
Tidak hanya cukup pada usaha meng-edukasi, bebasasap.org juga ingin mempopulerkan bahasan dan kajian seputar permasalahan asap yang didasarkan pada studi yang pernah dilakukan para peneliti, lewat semakin banyaknya bahasan dan kajian tentang masalah asap maka semakin banyak juga muncul ide dan gagasan baru untuk menyelesaikan masalah asap, tentu hasil bahasan dan kajian inilah nantinya yang akan digunakan sebagai bahan advokasi ke stake holder terkait. Selain itu membantu dan memberikan kabar untuk meminta bantuan serta saling berkolaborasi juga menjadi poin penting yang akan tersedia dalam platform bebasasap.org.
Akhirnya, kita tentu percaya Indonesia tak pernah kehabisan orang baik, dan jika banyak orang baik terlibat turun tangan dalam masalah asap maka “Indonesia Bebas Asap” bukanlah sekedar angan, namun kenyataan yang akan sama-sama kita rasakan. Insya Allah.
bebasasap.org
Project Manager
Asrari Puadi
+62856-512-57278
{adselite}