MENARAnews, Palangka Raya (Kalteng) – Penyelenggaraan Pemerintahan yang dipegang oleh Presiden RI Jokowi Dodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) selama 1 tahun dinilai sudah gagal. Dari Kepememimpinan Jokowi-JK tidak terjadi perubahan terutama penanganan kabut asap yang berada di Kalimantan dan Sumatera.
Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Muara Teweh, Saleh Purwanto saat menggelar aksi unjuk rasa di Bundaran Besar Kota Palangka Raya Rabu (28/10/2015), menganggap kondisi ekonomi saat ini sudah tidak stabil.
“Aksi ini bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda 82 tahun lalu ini, kita menuntut agar pemerintah bisa menuntaskan permasalahan kabut asap sehingga di tahun 2016 tidak ada lagi kondisi asap baik di Kalimantan atau di Sumatra yang sudah menelan banyak korban,” ujar Saleh Purwanto diwawancarai menaranews.
Dalam aksi yang dilakukan oleh puluhan mahasiswa ini juga, menurut Saleh agar Pemerintah Pusat bisa menstabilkan ekonomi. Menurutnya, hal ini dimaksudkan agar pemerintah sudah bersiap-siap menghadapi kondisi mahalnya harga komonitas barang dan kebutuhan pada tahun 2016.
Pemerintah menurut Saleh, sudah mengambil sikap untuk menaikan Tarif Dasar Listirk (TDL), secara tidak langsung tidak mengacu kepada BBM. Tentunya menurut Saleh, perlu adanya kajian-kajian apakah kebijakan dengan naiknya TDL ini akan mempengaruhi perekonomian masyarakat seperti kerugian yang ditimbulkan.
“Ini pasti akan berimbas kepada kebutuhan hidup, dan yang pastinya kita meminta kepada Pemerintah Jokowi-JK untuk menstabilkan perekonomian, menstabilkan nilai tukar rupiah, atasi pengangguran dan yang terpenting Jokowi-JK merealisasikan Program Nawa Cita,” ujarnya menambahkan.
Pihaknya mengancam, tetap akan melakukan aksi unjuk rasa turun dengan mengerahkan puluhan bahkan ratusan mahasiswa sampai pemerintah pusat menindaklanjuti tuntutan yang disampaikan oleh teman-teman mahasiswa, bahkan sampai ke Istana Negara di Jakarta.
“Kenapa kami menganggap Pemerintahan Jokowi-JK sudah Pemberi Harapan Palsu (PHP) kepada masyarakat, karena Nawa Cita yang dicanangkan dalam penyelenggaraan Pemerintahan Jokowi-JK tidak berdampak untuk rakyat Indonesia,” tuturnya menambahkan.
Dirinya menginformasikan, saat ini masyarakat khususnya di pedalaman sudah mengalami penderitaan akibat dampak kabut asap yang melanda wilayah Kalteng dan sekitarnya selama dua bulan terakhir.
“Saat ini harga sembako khususnya di Murung Raya dan Umumnya Masyarakat di Pedalaman, secara otomatis sudah mengalami harga sembako yang mahal. Jadi selama ini pemerintahan Jokowi-JK tidak memberikan dampak yang siknipikan terhadap kehidupan masyarakat, harga beraspun makin mahal, tidak pernah turun-turun lagi,” jelas Saleh menambahkan lagi.
Dengan pola blusukan yang dilakukan Pemerintah Jokowi-JK, lanjutnya kembali, tidak menjamin harga beras yang sudah naik menjadi turun. Pihaknya hanya meminta kepada Pemerintah Pusat memberikan konsep nyata yang diberikan kepada masyarakat.
“Kalau dia blusukan memberikan sembako yang cukup makan untuk dua hari, dan enam bulan kedepanya tidak dipikirkan, ini sudah tidak masuk akal,” tutupnya. (Arliandie)
Editor : Raudhatul N.