MENARAnews, Medan (Sumut) – Tak kalah dengan aksi HMI, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) sekawasan USU juga menggelar aksi di depan Fakultas Ilmu Budaya USU, Jumat (30/10). Masih dengan semangat sumpah pemuda, puluhan kader GMNI menutup jalan menuju pintu I dengan menggunakan spanduk.
Organisasi yang menganut paham nasionalis ini berorasi dan melakukan tetarikal yang merefleksikan sumpah pemuda. Warren Stifo Sianturi, pimpinan aksi menuturkan, aksi yang mereka gelar adalah untuk peringatan sumpah pemuda dan untuk mempersatukan semangat pemuda Indonesia.
“Sudah saatnya pemuda Indonesia untuk bersatu, dimana kalau kita pandang sudah banyak konflik SARA, seperti di Tolikara dan Aceh Singkil,” katanya.
Warren menilai, saat ini sumpah pemuda sudah kehilangan esensi dimata pemuda. Aksi ini juga bertujuan sebagai proses penyadaran pemuda, mahasiswa khususnya untuk lebih memaknai sumpah pemuda.
“Kita mengajak teman teman kita untuk melakukan perubahan, dimana ini adalah momentum pemuda Indonesia untuk bersatu,” paparnya.
Selain berorasi, GMNI juga berkeliling kampus untuk mengajak seluruh mahasiswa USU untuk bergabung didalam aksinya.
Warren melanjutkan, tanpa disadari saat ini pemuda di Indonesia sudah dihancurkan oleh teknologi. Masuknya teknologi dan produk asing ke Indonesia melunturkan nasionalisme pemuda.
“Tanpa kita sadari telah terjadi sekat-sekat antara pemuda yang diakibatkan teknologi,” ujarnya.
Lanjut Warren, banyak sudah upaya yang dilakukan untuk memecah belah bangsa. Misalnya saja pembakaran Gereja yang terjadi di Singkil. Namun untung saja tidak mampu memecah belah kesatuan bangsa Indonesia.
Terkait diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean, GMNI menyatakan sikap menolak MEA. Namiun disisi lain pihaknya tetap menyiapkan diri untuk menghadapi MEA.
“Kita akan menekankan lagi kepada pemuda – pemuda kita untuk mempersiapkan mental, skill kita, untuk MEA,” tandasnya.(yug)
{adselite}