MENARAnews, Jambi – Produksi minyak bumi di Provinsi Jambi mengalami penurunan hingga 8 ribu barel per hari. Dari penuturan Kepala Biro Ekonomi Pembangunan dan Sumber Daya Alam Sekertariat Daerah (Setda) Provinsi Jambi, Mashaerudin Wahab, penurunan produksi minyak tersebut selain dipengaruhi oleh faktor perekonomian juga dampak produksi minyak bumi itu sendiri yang saat ini masih didominasi sumur tua.
Menurutnya, penurunan ini paling rendah sejak 2001 lalu, yang perharinya bisa memproduksi 35 ribu barel per hari.
“Dari 2001 kemarin produksi kita mencapai 35 ribu barel perhari, sekarang produksi minyak kita menurun menjadi 8 ribu barel perhari,” kata Mashaerudin.
Katanya, penurunan produksi ini tidak hanya terjadi di Jambi, tapi juga di Indonesia. Dimana sebelumnya secara nasional mencapai 880 ribu barel perhari. Kini menurun menjadi 788 ribu barel perhari. “Secara nasional menurun sekitar 10 persen,” katanya.
Di Jambi, katanya, penurunan produksi minyak didominasi karena produksi minyak yang dikeluarkan dari sumur-sumur yang ada saat ini. Bahkan kata Masheruddin, saat ini banyak sumur-sumur tua yang tidak lagi berfungsi. Â Â Â “Ada 96 sumur tua yang saat ini tidak berfungsi lagi di Jambi. Beberapa diantaranya, sumur yang berada di Tempino, Bajubang dan Kenali Asam Atas,” ungkapnya.
Pemerintah, katanya, akan terus berupaya meningkatkan peningkatan produksi minyak, salah satu upayanya, kata Mashaerudin, saat ini sedang dilakukan pelelangan dua lapangan baru, yaitu di Tanjung Jabung Barat.
“Kalau nanti lapangan baru itu sudah selesai pelelangannya, maka produksi minyak kita akan bertambah,” jelasnya.
Pihaknya juga terus berupaya mendorong investor untuk melakukan eksplorasi sumur minyak baru.
“Perhitungan dari investor kan masih melihat-lihat, mencari potensi-potensi sumur baru, tapi kita terus dorong juga,” katanya.
Untuk diketahui, saat ini beberapa sumur tua masih ada yang berfungsi dan menghasilkan produksi, diantaranya di Tanjung Jabung Barat, Tanjung Jabung Timur, Muarojambi, dan Batanghari.(RN)