MENARAnews, Medan (Sumut) – Mahalnya biaya pendidikan di Indonesia membuat sejumlah orang tua murid kesulitan. Namun Program Indoneasia Pintar, setidaknya bisa membantu masyarakat kurang mampu dapat terbantu dengan program yang dibuat Presiden RI Joko Widodo.
Sangat disayangkan memang, program yang seyogyanya untuk membantu peserta didik yang kurang mampu tidak berjalan dengan semestinya. Orang tua peserta didik di SDN 060902, Medan Maimun mengeluh. Pasalnya sampai sekarang dana pendidikan yang seharusnya dapat mereka cairkan tak kunjung cair.
Dari informasi yang dihimpun di Sekolah tersebut, ada tujuh orang tua peserta didik yang belum bisa mencairkan dana tersebut. Salah satunya, Ismawati yang tinggal di Jalan Badur, Medan Maimun. Ketika dirinya akan mencairkan dana tersebut ke bank, pihak bank mengatakan data yang diberikan tidak valid. Sehingga dana tidak bisa dicairkan oleh pihak bank.
“Kepala sekolah bilang, data anak ibu sudah kami kirim ke pusat. Sekarang kami nunggu data dari pusat. Kalau masalah cair, kami gak tau-menau itu bu”, ujarnya menirukan bicara Plt. Kepala Sekolah, Sukmasari, Kamis (24/9).
Ismawati menambahkan, Plt. Kepsek pernah memungut dana dari ortu siswa dengan dalih uang tersebut sebagai administrasi. Alih-alih untuk administrasi, Plt. Kepsek dikemudian hari malah mengatakan uang tersebut untuk ucapan terima kasih. “Makanya kami kasih (uang), kami kira kayak biasa bang. Soalnya yang biasa kalau udah cair kami biasa ngasi”, ujar orang tua dari Dinda Karisma dan Muhammad Rizki.
Tak hanya Ismawati, Juliani orang tua dari Abdul Rasyid, juga mengalami nasib yang sama. Juli pernah menghadap Plt Kepsek guna menanyakan kendala pencairannya. Namun, niatnya dihalangi dan ditahan oleh Plt. Kepsek, dengan berkhilah jika dirinya telah berkoordinasi dengan Dinas pendidikan Pusat.
“Saya perlu mengahadap ke dinas pendidikan bu? dia bilang gausah, saya udah telpon KUPT”, ujar Plt. Kepsek kepada Juliani.
Berikut orang tua peserta didik yang belum dapat mencairkan dana pendidikan di Sekolah tersebut,Ade Irmawati, Kasmawati, Risdawati, Fitri Delima, Nur Akmar, Juliani dan ismawati.
Sangat disayangkan lagi, saat ingin dikonfirmasi oleh awak media. Plt. Kepsek sangat sulit untuk ditemui. Tak tau apa alasan Plt Kepsek sangat sulit ditemui. (yug)