MENARAnews, Padang (Sumbar) – Meskipun belum sempat beroperasi, keberadaan krematorium Himpunan Bersatu Teguh (HBT) mendapat respon kurang baik dari masyarakat sekitar. Pasalnya, lokasi krematorium berada di tengah pemukiman padat penduduk. Hal tersebut membuat warga takut karena dapat mengganggu kesehatan serta bertentangan dengan budaya masyarakat setempat.
Harris Tri Dharma (Ketua Pemakaman HBT) menjelaskan,” Pembakaran jenazah saat krematorium menggunakan alat yang telah diuji dan tidak menimbulkan polusi udara maupun air karena memiliki alat penyaring.”
Untuk mengatasi aksi penolakan masyarakat, rencananya pengurus HBT, masyarakat sekitar dan Walikota Padang akan berdiskusi untuk mencari titik tengah masalah tersebut. Namun rencana tersebut masih belum bisa terealisasikan karena harus menyesuaikan dengan jadwal Walikota Padang.
“Kami berencana akan melakukan sosialisasi krematorium dengan masayarakat dan Walikota Padang. Karena pada dasarnya kami sudah mendapatkan izin untuk melakukan kremasi dari walikota. Namun, sosialisasi tersebut masih belum bisa dilakukan karena walikota masih berada di luar daerah,” tambahnya.
Sementara itu, ditemui di Polsek Padang Selatan, AKP Eriyanto membenarkan adanya isu penolakan tersebut. Dirinya menilai isu penolakan tersebut sangat wajar terjadi di kehidupan bermasyarakat. Pihaknya menambahkan sampai saat ini kondisi keamanan di sekitar HBT terbilang aman dan kondusif.
“Memang benar ada isu penolakan, tapi hal itu wajar terjadi di masyarakat. Sampai saat ini tidak aksi yang dibilang mengganggu ketertiban dan keamanan. Semua aman terkendali,” ungkap Kapolsek yang baru seminggu menjabat di Polsek Padang Selatan. (17/9). (Sinaga/Aditya N)