MENARAnews, Palangka Raya (Kalteng) – Jumlah penderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di Provinsi Kalimantan Tengah terus bertambah. Berdasarkan data yang dihimpun Dinas kesehatan Provinsi Kalteng, selama periode Bulan Juli-September mencapai 27.154 jiwa. Hal ini diperparah lantaran kebakaran hutan dan lahan tak kunjung berhenti.
Untuk bulan September saja,pada minggu kedua, jumlah penderita ISPA mencapai 3903 jiwa. Dengan rincian, Kabupaten Sukamara 136 jiwa, Lamandau 47 Jiwa, Kotawaringin Barat 514, Seruyan 11 jiwa, Kotawaringin Timur 599, Katingan 218 Jiwa, Palangka Raya 947 jiwa. Gunung Mas 51 jiwa, Pulang Pisau 221 jiwa, Kapuas 91 jiwa, Barito Timur 320 jiwa, Barito Srlatan 558 jiwa, Barito Utara 40 jiwa, dan Murung Raya 150 jiwa.
Kepala Dinas Kesehatan Kalteng Budi Suprastija mengatakan sampai saat ini status Kalteng terhadap asap masuh waspada. Akan tetapi, untuk penanganan kesehatan sudah seperti Kejadian Luar Biasa (KLB ). Hal ini dilakukan dengan cara mendirikan posko kesehatan terhadap penanggulangan penyakit ISPA dan koordinasi intensif dengan pemerintah kabupaten.
“Kita sudah memesan kembali sebanyak 70 ribu masker kepada pemerintah pusat. Sampai saat ini masker yang sudah dibagikan selama kabut asap mencapai 25 ribu,” katanya dibincangi MENARAnews, Senin (21/9/2015).
Guna menekan jumlah penderita ISPA, Budi pun mengharapkan agar masyarakat bisa mengurangi aktivitas di luar rumah dan selalu menggunakan masker apabila harus berada di luar. Hal ini diyakini mampu mencegah terjadimya ISPA.
Sementara, di Rumah sakit Umum Daerah Doris Sylvanus Kota Palangka Raya, jumlah penderita ISPA di periode Januari-Agustus untuk pasien rawat inap sebanyak 90 jiwa. Sedangkan untuk penderita ISPA yang melakukan rawat jalan sebanyak 847 jiwa.
Adapun pasien paling banyak yang menderita ISPA yakni balita di berumur 1-4 tahun sebanyak 334 jiwa. Kabid Diklit, Pengembangan SDM dan Humas RSUD dr. Doris Sylvanus, dr. Theodorus Sapta Atmadja, mengatakan banyaknya balita yang terkena ISPA diakibatkan masih belum tahannya kondisi tubuh anak dalam menghadapi kondisi ekstrim seperti kabut asap. ” Diharapkan kesadaran orang tua agar tidak membawa anaknya keluar rumah saat kabut asap,” ungkapnya. (Ferry Wahyudi)
Editor : Raudhatul N.