MENARAnews, Medan (Sumut) – Sebanyak 400 Personil Kodim yang diturunkan dalam proses evakuasi pesawat Hercules C-130 yang jatuh menimpa perumahan dan sebuah tempat pijat tradisional di Jln. Jamin Ginting, Medan Sumatra Utara, (30/6).
Hal ini dikemukakan oleh Komandan Rayon Militer Medan Sunggal Kapten CZI TM.Panjaitan saat ditemui di posko Informasi yang berada disekitar TKP. Prajurit Berpangkat Kapten ini mengungkapkan rasa prihatin terhadap jatuhnya pesawat Hercules type C-130 dengan nomor seri A1310.
Dirinya juga turut prihatin dengan banyaknya korban yang jatuh dalam tragedi tersebut. “Begitu dapat kabar, kami langsung diperintahkan dan kami langsung merapat ke lokasi”, ujarnya.
Dirinya mengakui sudah terbiasa dengan hal seperti ini, karena sudah merupakan tugas seorang prajurit untuk membantu. “Jiwaku terpanggil untuk menolong, dan ini murni panggilan hati dan ikhlas”, ungkapnya.
Kodim Medan mengerahkan seluruh pasukannya untuk langsung terjun kelokasi jatuhnya pesawat. Disana para prajurit dibagi tugas ke beberapa titik. Ada yang bertugas untuk evakuasi, pengamanan rute kendaraan, pengamanan sasaran dan ada yang bertugas di Posko pendataan korban. “yang bertugas ini sistemnya rotasi, jadi bisa bergantian tugasnya”, katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Panjaitan bercerita sedikit pengalamannya selama di lokasi evakuasi. “Mayat itu ada yang terjepit, dan semuanya sudah hangus, dan kami terus mencari apakah ada yang masih bisa diselamatkan”, ungkapnya.
Panjaitan yang kebetulan sedang mendapat giliran untuk memimpin tugas diposko mengatakan dia dan prajuritnya ada di posko selama 24 jam unuk berjaga, apakah ada yang mencari informasi di posko tersebut. “Anggota kita stay terus 24 jm di posko, kita ingin keluarga korban bisa cepat tau informasinya”, jelasnya.
Dirinya sempat mengesalkan kondisi TKP yang masih didatangi oleh warga. beberapa kali sudah diingatkan agar jangan mendekat tetapi warga tidak mematuhi apa yang diintruksikan oleh petugas. Panjaitan mengungkapkan jangan sampai nanti warga yang jadi korban, karena di lokasi banyak alat berat dan bangunan bisa saja tiba tiba runtuh.
“Memang mereka antusias untuk mendokumentasikan, tapi harus dijaga juga keselamatannya”, ungkapnya.
Kapten TM Panjaitan sudah kedua kalinya memimpin proses evakuasi, pertama Bencana banjir Bandang di Bukit Lawang pada tahun 2003 dan kali ini tragedi jatuhnya pesawat Hercules. (yug)