MENARAnews, Medan (Sumut) – Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia melakukan aksi damai terkait penutupan PT. TPL (Toba Pulp Lestari) di halaman kantor DPRD Provinsi Sumatera Utara, Kamis (3/7).
Aksi ini merupakan pernyataan sikap GMKI Cabang Medan terhadap perusakan dan pelanggaran HAM terhadap lingkungan dan masyarakat disekitara Danau Toba. Massa aksi yang dipimpin oleh Lundu Sinurat, penanggungjawab sementara GMKI Cabang Medan dimulai dari Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) GMKI Cabang Medan, Jl. Iskandar Muda No. 107A.
Dalam orasinya GMKI Cabang Medan menuntut seluruh pihak baik pemerintah , DPRD dan kepolisian menyelidiki dan mengusut tuntas kasus perusakan lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan pengolah bubur kertas tersebut.
“Kita dengan tegas menolak operasional PT. TPL dan menuntut agar pabrik tersebut ditutup dengan segera. Tanah Batak sudah dirusak dan dicemari oleh TPL, apakah kita mendiamkan hal tersebut terjadi pada saudara-saudara kita ?,” seru Lundu dengan semangat.
Anggota DPRD Sumut Muchrid Nasution dan Sutrisno Pangaribuan yang menyambut baik kedatangan mahasiswa dan memberikan pandangan terkait tuntutan mahasiswa tersebut. “Kita akan memperjuangkan tuntutan mahasiswa GMKI dan akan kita tindaklanjuti dengan cepat,” ujar Muchrid.
Mahasiswa juga memberikan enceng gondok yang dikumpulkan dari pinggiran Danau Toba kepada Muchrid Nasution, sebagai simbol kekecewaan mahasiswa terhadap pencemaran air disekitar Danau Toba oleh Lundu.
Swangro Lumbanbatu, salah seorang Badan Pengurus Cabang (BPC) GMKI Medan dalam orasinya menegaskan agar pemerintah tidak main belakang dengan perusahaan dan tidak memihak kepada rakyat. “Kita mendesak pemerintah secara tegas dan tidak main mata dengan TPL, segera tutup pabrik yang telah melakukan perampasan tanah di bumi leluhur kita,” teriaknya.
Selanjutnya puluhan massa aksi bergerak ke pusat perkantoran Uniland, kantor TPL. Hal serupa, massa berorasi di depan gedung Uniland sambil menyanyikan lagu-lagu perjuangan. Tidak terlihat satu pun perwakilan dari TPL yang turun mendatangi massa aksi.
Karena kesal tidak ditanggapi, massa juga melempar enceng gondok di depan halaman Uniland. Sempat terjadi adu mulut antara massa dengan polisi yang berjaga, namun akhirnya bisa dikendalikan, karena tujuannya adalah aksi damai.
Saat ini TPL menguasai 188.055 Ha lahan hutan yang dikonversi menjadi tanaman penghasil kertas yang berdampak pada perusakan, pencemaran lingkungan dan perampasan tanah banyak terjadi di Tapanuli dan sekitar Danau Toba. Data sementara yang dihimpun oleh pemerhati lingkungan sekitar 26.502 Ha lahan dan 3.604 KK yang menjadi korban konflik dengan perusahaan milik Sukanto Tanoto tersebut. (ded)