MENARAnews, Palangka Raya (Kalteng) – Untuk penyerapan hasil panen para petani Perum Bulog Divre Kalteng menargetkan sebanyak 1000 ton beras dalam dua bulan ke depan antara Juni dan Juli 2015. Hasil tersebut sesuai keputusan Rapat Koordinasi (Rakor) yang dilaksanakan oleh Kementrian pertanian.
Seperti yang dikatakan oleh Ketua Bulog Divre Kalteng, Taufan Akib bahwa pihaknya kini sudah mencapai setengah dari yang ditargetkan oleh kementrian pertanian dalam penyerapan hasil panen petani. “Pada tanggal 15 Juni lalu kami sudah melaksanakan Rakor dengan Kementrian Pertanian, dan unrtuk Perum Divre Bulog Kalteng ditargetkan 1000 ton dalam dua bulan ini, sementara realisasi sampai saat ini sudah mencapai 47% jadi sekitar 400 ton lebih hampir setengah dari target,” jelasnya saat ditemui di ruangannya , Senin (13/7/2015).
Kedala yang dihadapi Bulog dalam melakukan penyerapan karena pada bulan ini masih musim tanam, sehingga belum mampu menyerap hasil petani secara maksimal. Namun pihaknya tetap optimis akan mencapi targetnya. “Pada musim tanam saja kami sudah bisa menyerap hasil petani sekitar 47% apa lagi nanti saat musim panen tiba, dan kami tetap optimis sampai target kami dalam dua bulan ini,” tuturnya.
Dirinya juga menjelaskan bahwa di Kalteng ada empat kabupaten yang memang menjadi adalan penyuplai beras lokal, seperti Sampit, Kapuas, Pulang Pisau, dan kabupaten BaritoTimur. “Empat kabupaten tersebut yang memang memiliki luar area petani yang terluas, jadi wajar saja mereka menjadi penyuplai terbesar,” katanya.
Sementara untuk harga pihak Bulog tidak pernah mematok harga sendiri dalam membeli atau menyerap hasil petani. “Kami selalu mengacu pada Inpres No. 5 tahun 2015 tentang Kebijakan Harga Beras, karena disitu sudah lengkap baik harga dan juga kriteria kualitas beras, kami membeli beras bukan dari jenis melainkan dari komponennya,” ungkapnya.
Taufan juga menambahkan, target untuk serapan Bulog pada tingkat nasional sekitar 2 juta ton untuk dua bulan kedepan namun sampai saat ini baru sekitar 20 persen untuk tingkat Nasional.
Di tempat terpisah, Kepala dinas Pertanian dan Peternkan Provinsi Ir. Tute Lelo mengatakan bahwa produksi untuk kalteng sendiri mencapai 900 ribu ton lebih, dan hasil ini pun ada beberapa kendala yang mereka hadapi. “Kedala kita adalah banyaknya daerah tinggi, sebab di Kalteng sendiri minim sekali daerah persawahan, untuk mengatasi ini kami selalu meningkatkan kualitas dan juga memperluas area pertanian,”jelasnya saat dibincangi di ruangannya.
Sedangkan untuk sarana penggilingan padi sendiri untuk wilayah kalteng sangat memadai bahkan lebih dari cukup pasalnya setiapp tahun selalu ada penambahan. “Setiap tahun kami selalu menambah alat penggiling padi disetiap kabupaten untuk menunjang sarana petani, dan sekarang sudah banyak juga yang mebuat perkumpulan seperti kelompok tani itu pasti akan ada sarana sendiri jadi kalau sarana sangat memadai,” terangnya.
Ditambahkannya untuk kebutuhan konsumsi masyarakat kalteng sendiri sangat memadai seperti pada tahun 2014 lalu kebutuhan masyarakat sekitar 190 ribu ton dari 2,4 juta penduduk dan semua tercukupi dengan hasil 278 ribu ton. (AF
Editor: Raudhatul