Inflasi IHK Juni 2015 mencapai 0,54% (mtm) atau 7,26% (yoy), sedikit meningkat dari inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 0,50% (mtm) atau 7,15% (yoy), terutama didorong oleh kenaikan harga bahan makanan memasuki bulan Ramadhan.
Namun, realisasi inflasi IHK di bulan Ramadhan pada tahun ini lebih rendah dibandingkan rata-rata inflasi historis di bulan Ramadhan tahun-tahun sebelumnya. Selain itu, inflasi pada bulan Juni tersebut lebih rendah dari perkiraan Bank Indonesia.
Inflasi volatile food meningkat menjadi 1,74% (mtm) atau 8,83%(yoy), terutama diakibatkan oleh kenaikan harga cabai merah dan daging ayam ras. Namun, inflasi volatile food tersebut lebih rendah dari inflasi volatile food di bulan Ramadhan pada tahun sebelumnya, sejalan dengan upaya stabilisasi harga yang dilakukan Pemerintah, baik di pusat maupun daerah, dalam beberapa minggu terakhir. Inflasi inti meningkat terbatas menjadi 0,26% (mtm) atau 5,04% (yoy), didorong oleh masih lemahnya ekonomi domestik dan tetap terkendalinya ekspektasi inflasi. Sementara itu, inflasi administered prices cukup terkendali, yakni sebesar 0,26% (mtm) atau 13,14% (yoy), terutama disumbang oleh kenaikan tarif listrik dan harga bensin nonsubsidi.
Ke depan, Bank Indonesia terus mencermati berbagai risiko yang memengaruhi inflasi, terutama perkembangan harga minyak dunia, nilai tukar, penyesuaian administered prices, dan dampak El Nino. Berdasarkan perkembangan inflasi sampai dengan Juni, Bank Indonesia memandang bahwa target inflasi 2015 sebesar 4±1% masih dapat dicapai dengan dukungan penguatan koordinasi kebijakan pengendalian inflasi di tingkat pusat dan daerah.(AD)