MENARAnews, Palangka Raya (Kalteng) –Puluhan mahasiswa yang tergabung dari beberapa fakultas di Universitas Palangka Raya, Kalimantan Tengah melakukan aksi demo di gedung rektorat. Mereka menuntut agar pihak Unpar bisa menyelesaikan segala permasalahan yang sampai kini belum ada penyelesaiannya, Kamis (11/6/2015).
Salah satu masalah yang diangkat mahasiswa yakni terkait Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang sampai saat ini dianggap belum transparan. Beberapa permasalahan lain pun diangkat seperti fasilitas kampus yang belum memadai.
Memulai aksi sekitar pukul 10.00 WIB, puluhan mahasiswa membentangkan spanduk dan poster bertuliskan transparansi UKT. Pihaknya pun menuntut agar bisa bertemu dengan Rektor Unpar guna berdiskusi langsung. Namun sayang, saat didatangi mahasiswa , rektor sedang tidak berada di tempat.
Aksi adu mulut sempat terjadi di tengah aksi demo. Dimana, salah satu staf kepegawaian berusaha mengusir mahasiswa. sempat hendak terjadi bentrok, staf kepegawaian kemudian diamankan guna menghindari aksi massa.
Koordinator lapangan aksi, Diky, mengatakan dalam aksinya mereka menuntut agar pihak rektorat bisa mengevaluasi UKT yang bermasalah. Sebab banyak kejanggalan dan kesalahan terkait pembayaran mahasiswa kurang mampu.
Selain itu, pihak rektorat juga dituntut melakukan transparansi terhadap sistem UKT yang sebagian besar menyulitkan mahasiswa.
“Hal ini sudah lama disampaikan namun tidak ada tindak lanjutnya dari pihak rektorat. Kita hanya menuntut transparansi UKT,” ucapnya saat dibincangi MENARAnews.
Dijelaskan Diky, mahasiswa juga menuntut fasilitas yang tidak memadai. Padahal, uang UKT yang ditetapkan pihak kampus sangat mahal dan berbanding terbalik dengan fasilitas yang ada.
“Disini kita juga bisa melihat anggaran kemahasiswaan dari Universitas Palangka Raya sangat minim. Terlebih sosialiasi terkait UKT yang sangat terbatas,” tegasnya.
Sampai kini, mahasiswa masih menduduki gedung rektorat Unpar guna menunggu kedatangan rektor datang. Pihaknya pun berencana akan menginap sampai tuntutan mereka dipenuhi. (Ferry Wahyudi)
Editor: Raudhatul