MENARAnews, Palangka Raya (Kalteng) – Suara Pemuda Kalimantan Tengah (SpeaK) menggelar kegiatan Focus Group Discussion (FGD). Berlangsung di Aula Lembaga Penelitian Universitas Palangka Raya, pertemuan tersebut dihadiri oleh belasaan pemuda dan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Kota Palangka Raya, Jumat (12/6/2015).
Dalam FGD tersebut belasan pemuda dan mahasiswa diajak berdiskusi mengenai isu terhangat di wilayah Kalimantan Tengah. Beberapa mahasiswa dan pemuda yang datang berasal dari Gema Pembebasan
Kalimantan Tengah, HMS FT Unpar, KAMMI, dan organisasi kepemudaan.
Adapun tema yang diangkat dalam diskusi tersebut yakni “Telaah rencana ekspansi BHP Billiton di Kalimantan Tengah”. Dimana panitia mendatangkan narasumber dari Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kalteng dan Wahana Lingkungan Hidup (WLHI) Kalteng.
Jani, narasumber dari Distamben Prov Kalteng mengungkapkan jika masyarakat Kalteng harus berpikir cerdas, kritis dan taktis dalam menyikapi perusahaan-perusahaan tambang yang beroperasi di Kalimantan Tengah.
“Semua pihak harus mengawal kebijakan perusahaan tambang. Jangan hanya diam, namun harus kritis dalam melihat dampak dari perusahaan tersebut,” katanya.
Disebutkan, bila Distamben Provinsi Kalimantan Tengah turut memberikan pengawasan terhadap perusahaan-perusahaan tambang di Kalimantan Tengah. Meskipun masalahnya adalah perusahaan tersebut langsung mendapat ijin dari pemerintah pusat.
“Kita melakukan pengawasan. Namun tetap melakukan koordinasi terhadap pemerintah pusat ketika ada laporan-laporan masalah mengenai perusahaan tersebut,” sebutnya.
Sementara Tri K atmaja dari WALHI mengungkapkan jika pihaknya menolak keras pembangunan rel kereta api yang dicanangkan provinsi Kalimantan Tengah. Sebab, menurutnya pengamat lingkungan rel kereta api yang mengikuti aliran sungai hanya akan menguntungkan satu pihak yakni perusahaan.
Sehingga nantinya mampu mengeruk habis sumber daya alam khususnya mineral dan batu bara di Kalimantan Tengah. “Jangan sampai masyarakat Indonesia khususnya warga Kalteng menderita karena masalah ini dan malah menguntungkan pihak asing. Kita sudah berbicara langsung dengan Kepala Bappenas mengenai pembangunan rel kereta api tersebut,” tegasnya. (Ferry Wahyudi)
Editor: Raudhatul