MENARAnews, Medan (Sumut) – Ramadhan hari kedua yang berketepatan jatuh di hari Jumat kali ini, Masjid Bengkok diramaikan oleh jama’ah untuk sholat jum’at.
Sebelum shalat qori’ melantunkan ayat suci Al-Quran yang duduk diatas panggung di dalam gedung utama. Tidak seperti mesjid yang pada umumnya, yang hanya memutarkan rekaman kaset Ayat suci Al-Qur’an. Setelah selesai barulah azan pertama dikumandangkan dan khatib naik ke mimbar untuk berceramah.
Masjid yang berkapasitas 2000 orang ini pada bulan ramadhan dipenuhi jamaah. “Kalau tidak datang tepat waktu bisa gak dapat tempat kita”,ujar Rofiq salah seorang jamaah shalat Jum’at.
Namun hal yang sedikit miris kita lihat di mesjid Bengkok. Ketika selesai shalat dan hendak pulang, jamaah sudah dihadapkan dengan pengemis yang berjejer didepan gerbang mesjid. Mereka hanya menanti uluran tangan dari dermawan pada saat Ramadhan.
Namun seharusnya pemerintah dapat melihat ini sebagai masalah sosial. Kenapa begitu ramai pengemis saat Ramadhan?. Melalui Dinas Sosial pemerintah harus dapat mencari solusi.
Masyarakat beberapa ada yang pro dan kontra terhadap keberadaan pengemis. “Kadang kita kasihan juga liat mereka, tapi gimana lagi lah mungkin cuma itu mereka bisa cari makan”, ujar Adek saat ditemui di depan Masjid.
Di samping Masjid juga terlihat beberapa anak menawarkan jasa semir sepatu dan menjagakan sepatu.”sepatunya di jaga bang, seikhlas hati aja ngasinya”, ujar ari yang bercucur keringat dari kepalanya.
Ari mengakui biasanya pendapatan dari menyemir dan menjaga sepatu bisa menutupi uang jajan satu hari. “Kadang dikasi 2000 kadang yah lebih, satu hari bisa dapat 50rb”, katanya
Dari sejarahnya Masjid Lama gang Bengkok atau biasa disebut Mesjid Bengkok berdiri sekitar tahun 1874. Masjid dibangun dibangun di atas tanah wakaf H. Muhammad Ali yang lebih dikenal dengan nama Datuk Kesawan dan seluruh biaya pembangunannya di tanggung oleh Tjong A Fie, Saudagar Tionghoa yang hijrah ke Medan.
Gaya pembangunan Masjid Bengkok ini memakai sentuhan budaya melayu dan budaya tiongkok. Masjid yang unik ini merupakan masjid tertua ke dua di Kota Medan. Dibangun 20 tahun setelah Masjid Al Osmani (1854) di Labuhan Deli, yang merupakan masjid tertua di Kota Medan.
Disebut Masjid Gang Bengkok, karena pada awal pembangunannya masjid ini berada di dalam sebuah gang sempit. Ruas gang tersebut memiliki belokan atau tikungan atau bengkokan pas di depan lokasi masjid ini berdiri. Karena sejak dibangun masjid ini memang tidak pernah secara resmi diberi nama oleh pendirinya ataupun oleh Sultan Deli, maka masyarakat setempat menyebutnya sebagai masjid di Gang Bengkok atau Masjid Bengkok.
Setiap Ramadhan Mesjid Bengkok juga melakukan buka puasa bersama setiap harinya sebagai penguat tali silaturahmi sesama kaum Muslim.(yug)