MENARAnews, Jakarta – Ketua DPP Golkar kubu Agung Laksono, Leo Nababan mengungkapkan ada penyerangan terhadap kantor DPP Golkar di Slipi, kemarin malam. Menurutnya, penyerangan dilakukan orang tak dikenal untuk mengganggu proses islah di Golkar.
“Ada serangan ke kantor DPP Golkar pukul 03.00 WIB pagi tadi. Kami kaget mendengar laporan itu karena saya sedang di Batam bersama ketua umum, sebelumnya di Babel untuk musyawarah daerah,” ucap Leo Nababan kepada detikcom, Senin (8/5).
Leo tak merinci bentuk serangan yang menimpa kantor DPP Golkar. Pihak keamanan DPP yang selama ini menjaga, berada di bagian belakangan kantor sehingga tak mengetahui penyerangan itu. “Saya terimakasih kepada Polres Jakarta Barat yang cepat tanggap menangani kasus ini. Orangnya (pelaku-red) sudah diangkut,” ujarnya.
Selain penyerangan terhadap kantor Golkar, Leo menyebut pihaknya mendapat gangguan saat menggelar konsolidasi ke daerah. Baik berupa penolakan, demonstrasi, dan bentuk gangguan lainnya. “Kami tidak bisa menuduh (siapa pelaku penyerangan), tapi tidak mungkin kantor DPP Agung diganggu kubu Agung. Kita pakai rasional saja,” ucap politisi asal Sumut itu.
Meski begitu, Leo menduga penyerangan ini ada kaitannya dengan upaya Golkar untuk islah antara kubu Agung dengan kubu Aburizal. Leo terang-terangan meminta kesepakatan damai itu dibatalkan. “Saya poinnya tim kesepakatan pilkada yang sedang islah dibubarkan saja, karena nggak ada gunananya. Kalau islah itu harus ketulusan, ada niat baik,” ucapnya. “Untuk apa kita buat lagi kesepakatan kalau tidak ada keikhlasan dan ketulusan. Kalau saling serang itu nggak betul lah. Saya pribadi usulkan kesepakatan dibubarkan saja, biar main terus saja. Biar ketahuan siapa yang benar,” tegasnya.
Lalu jika dibubarkan siapa yang ikut Pilkada? “Kami yakin ikut pilkada karena kami penuhi semua syaratanya. Jadi tidak ada bohong atau tipu-tipu, kami yakin karena kami punya SK dan sudah inkrah di mahkamah partai Golkar,” jawab Leo.(GL)
Â