MENARAnews, Jakarta – Penunjukkan Ketua Umum PKPI, Sutiyoso sebagai calon tunggal kepala BIN mendapat berbagai macam tanggapan negatif dari publik. Jokowi dianggap inkonsisten dan melanggar komimetnya sendiri untuk tidak mengangkat tokoh politik dalam kabinetnya.
“Komitmen Presiden Jokowi untuk tidak mengangkat menteri yang menjabat sebagai ketua umum parpol supaya fokus dalam menjalankan jabatannya, sepertinya hanya sebuah retorika belaka. Penunjukkan Sutiyoso adalah bukti bahwa janji-janji tersebut hanyalah sebuah retorika”, ujar Pangi Syarwi Chaniago, pengamat politik dari UIN Jakarta.
Respon Sutiyoso untuk mundur dari jabatan Ketua Umum PKPI apabila telah dilantik menjadi kepala BIN dianggap oleh Pangi telah menutup ruang perundingan dan harus direalisasikan
Pangi berpendapat bahwa penunjukkan Sutiyoso cenderung disebabkan oleh janji politik kepada para pendukungnya pada Pilpres 2014. Jokowi sepertinya lupa bahwa BIN adalah lembaga yang harus dipimpin oleh sesorang yang memiliki kompetensi dalam bidang intelijen dan bersih dari kejahatan masal lalu.
“Penunjukkan Sutiyoso ini seperti membuka luka lama korban peristiwa Kudatuli 27 Juli 1996 dan penyerangan Kantor DPP PDI yang saat itu dipimpin oleh Megawati”, katanya. (AD)