MENARAnews – Ada-ada saja ulah para hacker untuk mencari keuntungan dengan menyebarkan berbagai macam malware. Isu penyebaran virus MERS dimanfaatkan oleh peretas jahat untuk mengaburkan aksinya agar pengguna internet dengan mudah menjadi korban kejahatan siber tersebut.
MERS (Middle East Respiratory Syndrome) adalah virus yang menyerang sistem pernafasan. Penyakit ini memiliki tingkat kematian hingga 40 persen. Korea Selatan adalah negara yang memiliki tingkat penyebaran virus MERS tertinggi, hingga saat ini hampir 100 kasus virus MERS telah dilaporkan oleh lembaga kesehatan di negara tersebut.
Bersamaan dengan upaya dunia memerangi penyakit mematikan tersebut, ahli keamanan internet dari Symantec Security Response melansir bahwa beberapa hari ini mereka berhasil mendeteksi adanya penyebaran malware yang memanfaatkan isu wabah MERS untuk menarik perhatian targetnya.
Dalam upaya mencari program jahat itu, Symantec menyimpulkan bahwa hacker telah memanfaatkan email untuk menyebarkan file jahat tersebut dengan ekstensi/format .exe yang menyerupai dokumen Microsoft Word. Nama file tertulis dalam bahasa Korea yang berarti “Daftar rumah sakit dan pasien terinfeski MERS.docx.exe
Setelah dilakukan analisis pada file tersebut, ahli keamanan Symantec memastikan bahwa metode yang digunakan hacker tersebut bukan ancaman yang canggih, melainkan hanya program yang didalamnya terdapat sebuah Trojan. Trojan itu dikenal dengan Trojan.Swort yang berfungsi untuk memata-mati sistem operasi pengguna.
Aksi serangan siber yang dilakukan oleh para hacker dengan memanfaatkan wabah penyakit bukan merupakan hal yang baru. Tahun lalu, para penyerang menggunakan isu virus Ebola untuk mengaburkan aksi mereka.
Dalam sejarah aksi serangan siber, para hacker terbiasa memanfaatkan isu-isu besar sebagai metode yang sangat efektif untuk mengelabui korbanya untuk membuka lampiran atau link berbahaya.
Menyikapi hal tersebut, Symantec memberikan peringatan kepada pengguna internet untuk lebih berhati-hati dalam berselancar di internet, karena serangan siber dengan metode tersebut masih akan mengalami peningkatan.
Symantec menyarankan pengguna internet untuk melakukan cek, ricek, dan crosscek terhadap email-email yang dianggap mencurigakan agar terhindar dari ancaman serangan siber. (AD)