MENARAnews, Medan (Sumut) – Erupsi Gunung Sinabung memberikan dampak hingga di Kota Medan. Abu vulkanik dari Sinabung yang sejak pagi menyelimuti Kota medan menyebabkan kondisi udara Kota Medan menjadi terganggu. Para pengendara motor dihimbau untuk menggukan masker.
Selain itu, debu yang dapa membuat pernapasan terganggu, debu vulkanik Sinabung juga menyebabkan mata perih. Satya, salah satu pengendara motor mengakui aktifitas berkendaranya terganggu akibat debu Sinabung.
“Kalok gak pakai masker dan kaca mata, bisa terganggu bawa motor ini. Abunya lumayan tebal”, ujarnya kepada MENARAnews.
Gunung Sinabung ditetapkan dalam level aktivitas paling berbahaya dalam dua pekan terakhir kemarin (16/6) Gunung Sinabung tercatat 48 kali menyemburkan awan panas, paling jauh mencapai 2,5 kilometer ke arah tenggara. Sinabung juga menyemburkan asap dan debu vulkanik setinggi 700 meter di udara.
Sejak senin warga di Tanah Karo sudah bergegas mengungsi ke tempat yang lebih aman dari erupsi Sinabung.
Bencana Sinabung yang sudah memakan korban jiwa, seharusnya sudah bisa dikategorikan sebagai bencana nasional. Warga tanah karo yang terkena dampak berada di pengungsian. Aktifitas mereka yang sehari-hari bertani menjadi terhenti.
Lukman, pengendara motor yang melintas berharap bencana ini dapat segera berhenti. “Kita semua harus berdoa agar Sinabung ini bisa berhenti erupsinya. Kasian pengungsi disana “, katanya.
Lukman melanjutkan, dalam menghadapi bencana Sinabung peran aktif dan jepedulian pemerintah sangat dibutuhkan. Ini merupakan tanggung jawab pemerintah terhadap rakyatnya.
Lelaki bermarga Ginting ini juga sudah pasrah terhadap bencana erupsi sinabung. Dia menyerahkan semua kepada Tuhan.
“Ate ate ndu Tuhan”, ujar lukman dengan bahasa karo yang berarti “Terserah Mu Tuhan”.(yug)